Gereja-gereja Yunani dan Timur/Bagian 2/Divisi 3/Bab 2

BAB II

INVASI RUSIA OLEH MONGOLIA

Sejarah pembentukan dan pendirian Gereja di Rusia harus dibaca dengan cermat, karena diisi dengan legenda dan tradisi dari satu atau dua abad sebelum zaman kronik pertama. Namun pada tahun 1073, Nestor, bapak sejarah Rusia tradisional, dayang ke biara di Kiev. Sejak itu, terdapat catatan kontemporer. Kronik milik Nestor berlanjut sampai tahun 1113, dan disusul oleh kronik lainnya. Sehingga, pada titik ini, kami beralih dari kurang lebih cerita populer tak menentu dari gereja awal di Rusia ke bukti dokumenter.

Pada masa itu, kami juga menyoroti masa kejayaan sejarah Rusia, yang terdiri dari dua abad ketegangan—pertama, abad kedua belas, kala Rusia menghadapi pertikaian antar-golongan; kedua, abad ketiga belas, kala wilayah tersebut diserbu dan ditaklukan dan nyaris mengalami pertumpahan darah oleh gelombang invasi suku Tartar dari padang rumput Asia tengah.

Pada pertengahan pertikaian para pangeran yang menguji perjuangan daerah mereka lewat ambisi dan kedengkian mereka, Gereja memiliki kesulitannya sendiri untuk menyelesaikannya. Metropolitan Gregorius, yang diangkat pada tahun 1072, adalah sosok pemberani, pantang menyerah, dan ia purna tugas ke Konstantinopel karena merasakan ketidaksetaraan tugasnya dalam menghadapi ketegangan masa itu. Gereja kini dihadapkan dalam persoalan politik. Pangeran Isyaslaff dua kali dibawa dari Kiev oleh para saudaranya, kala ia diminta bantuan kepada kaisar, Henry iv., dan Borislaff, Raja Polandia. Kini, Polandia berada dalam Gereja Roma, dan lebih dari separuh wilayahnya dipakai oleh kelompok kepausan sebagai titik serangan mereka terhadap Gereja Rusia. Pada masa itu, sosok paling kuat dari seluruh paus, Gregorius vii., mendominasi konsili-konsili Barat. Isyaslaff menghimpun perbincangan paus besar tersebut dengan dua penguasa. Jawaban gregorius tertuang di antara surat-suratnya. Ini sangat disanjung. Ia menerima putra Isyaslaff, yang datang dengan petisi, dan yang, sesuai penuturan paus, mengakui otoritas kepausan, dan berharap untuk menjadikan kerajaannya sebagai pemberian dari Petrus melalui paus, menganggap bahwa ia membuat permintaan ini dengan otoritas penuh ayahnya. Ini adalah klaim tingkat tinggi Hildebrand uuntuk menyerahkan takhta dan kerajaan di tangannya, dan anggapan kekhasannya bahwa hal ini didukung oleh putra Pangeran Rusia, dengan sorotan ayahnya. Kami bak memiliki versi pria muda dari cerita ini. Ini nampak kala ia menjadi bak lilin di tangan penguasa kekaisaran yang handal. Jika ini menjadi kasus yang menjadikannya perwakilan penuh atas perantara Isyaslaff, kami tak dapat membayangkan bahwa tawar menawar tersebut akan dikabulkan. Jika pangeran mengamankan takhtanya dengan bantuan aliansi asing sesuai pernyataan tersebut, ia hanya dapat memegangnya selaku tirani melawan kehendak masyarakatnya. Untungnya, ia dapat meraih kembali jabatannya tanpa bantuan yang didapatkan olehnya dari luar; dan ia tak memiliki kesempatan untuk mengklaim sisi tawarnya, kami tak terkejut kala kami tak mendengar hal lain pada pihak lain. Ini adalah upaya serius kepausan pertama untuk mendapatkan penghargaan besar Rusia untuk takhta Petrus.

Di samping itu, metropolitan, Yohanes ii., yang diangkat pada tahun 1080, Nestor, yang menjadi tokoh sezamannya, menyatakan, "Takkan pernah ada yang sepertinya lagi di Rusia." Selaku sosok cerdik, dermawan, berani, sederhana, ia memegang tempat menonjol di kalangan uskup awal Kiev. Metropolitan lainnya, Nicolas, maju ke depan selaku juru damai pada masa perang saudara, kala Monomakus, seorang pangeran muda yang menikahi putri Harold, raja Saxon terakhir di Inggris, mengepung putra Isyaslaff, Sviatopolk, di Kiev. Kemudian, kala Monomachus mengangkat tangannya, ia didukung oleh metropolitan tercerahkan nan elok, Nikeforus.

Di samping ketegangan berkelanjutan dan kecurangan berulang dalam dunia politik, karya misionaris tetap berlangsung. Dari Polotsk, injil kini mulai menyebar ke Lithuania; dari Novgorod, ajaran tersebut dibawa sampai jauh ke utara, dan Moskwa berdiri selaku hasil dari pemindahan agama kafir di Rusia tengah dan memperkenalkan mereka dengan peradaban kehidupan kota. Satu ikatan penyatuan pada masa ketegangan tersebut adalah Gereja dengan keyakinan dan kehidupan umumnya, dan para juru damai utamanya adalah para uskup dan kepala biara. Untungnya, Gereja sendiri kini tak terpecah. Kala perbedaan opini timbul dari masa ke masa, biasanya turun ke beberapa titik kecil dan hanya ditunjang karakter transien. Menjelang akhir abad kedua belas, kami mendapati perpecahan temporal dengan Konstantinopel, yang disebabkan kemunculan kedengkian nasional. Rusia masih disuplai dengan para metropolitan dari Gereja Yunani, kala Isyaslaff kedua, cucu Monomakus, memutuskan untuk menjadikan orang Rusia menjadi kepala uskup, ujarnya. Perpecahan dikatakan terjadi menyoal almarhum metropolitan, Mikael, dalam ketiadaan dirinya dari Rusia. Menurutnya, ia mengikuti contoh Yasolaff dan mengadakan sinode uskup Rusia di Kiev untuk memilih penerus Michael. Satu-satunya pertentangan ditimbulkan oleh Niphont, uskup Novgorod. Seluruh uskup lain sepakat dengan tindak inovasi selaras tersebut. Niphont mengajikan janji tertulis mereka untuk tak mengadakan liturgi di gereja St. Sophia selaku sinode kala mereka berada dalam keadaan tanpa seorang metropolitan. Ia dibungkam dengan ditahan sementara di Biara Pechersky, dan sinode memilih Klemens, seorang biarawan dari Smolensk. Namun bagaimana ia ditahbiskan tanpa diajukan kepada patriark di Konstantinopel? Ini adalah kesulitan serius. Para uskup mendapati cara mengkecualikannya lewat memperalat kecerdikan. Dalam menggantikan kedudukan tangan patriak, mereka menyerahkan kedudukan kepala penyerahan kandidat tersebut terhadap St. Klemens dari Roma, yang membawa salah satu relik yang dibawa oleh Vladimir dari Kerson. Pada waktu kala jasad dan tulang orang kudus dihargai selaku harta terbesar dan dikatakan memiliki kekuatan ajaib, penggunaan tangan dari salah satu penerus paling dimulaikan dari seorang rasul dapat dianggap berdampak dengan sendirinya. Rasa penasaran atas insiden tersebut adalah bahwa tangan mati uskup Roma dipakai kepada Hout terhadap klaim-klaim uskup kota pesaing Konstantinopel. Persoalan tersebut berlangsung selama sembilan tahun. Ini berkaitan dengan kecurangan sipil, yang timbul pada seorang pangeran, Igor, yang dikirim ke biara, dilucuti berkeping-keping oleh masyarakat kala ia datang lagi ke kota Kiev. Tak lama setelah itu, Pangeran Isyaslaff terpaksa kabur, menempatkan Klemens dengannya. Sementara itu, Niphont datang ke Konstantinopel untuk melayangkan tuntutan terhadap metropolitan yang dipilih. Patriark Lukas hanya terlalu bangga untuk menanganinya dengan permintaan kesetiaan, dan ia menahbiskan seorang pria bernama Konstantinus menjadi uskup Chernigoff, dan menugaskannya dengan segala kualifikasi ke Kiev (tahun 1136). Konstantinus terus bertindak dengan jabatan barunya, mengecam perilaku Isyaslaff yang malang dan metropolitannya, Klemens, dan bahkan menangguhkan seluruh rohaniwan pada suatu waktu yang ditahbiskan Klemens. Sehingga, Rusia nampak kembali ditempatkan selaku perwakilan gerejawi untuk Konstantinopel. Niphont, yang bertindak selaku Elia di antara para imam Baal, Abdiel di tengah-tengah seluruh pemberontakan alam semesta, memutuskan untuk tak mendatangi Kiev dan menikmati kemenangannya. Namun, ia menerima reputasi dalam gereja ortodoks, yang mengakuinya di antara para orang kudus selaku "Pembela seluruh Rusia."

Pembalikan dalam roda keberuntungan kembali ke kelompok penentang kekuasaan. Konstantinus digulingkan dari takhta aslinya, kala ia mengakhiri masa jabatannya, menyatakan kehendaknya agar jasadnya harus dikeluarkan dari kota karena keengganan pengkebumian. Setelah dibiarkan selama tiga hari, jasadnya dikebumikan dengan penghormatan di Gereja Juruselamat Kudus. Kami ragu soal komando tunggal pria malang tersebut harus dikaitkan, sebagaimana perkataan Mouravieff, terhadap "kerendahhatian luar biasa," atau perasaan kegagalan melankoli usai misi ambisiusnya mulai sukses.

Sementara itu, sebetulnya, patriark tersebut tak mengakui Klemens, yang dipulihkan oleh pemerintah dan telah menimbulkan skisma. Konstantinus tak lagi muncul. Menurutnya, Lukas mengangkat metropolitan baru, Teodorus. Andreas Bogolubsky, salah satu pangeran yang menantangnya, mengharapkannya untuk membuat kotanya sendiri Vladimir menjadi takhta metropolitan. Ia membangun Gereja Bunda Allah yang megah disana dan menempatkannya ikon penghasil mukjizat yang dibawa dari Yunani. Jika ia menggantikan, kebijakan selarasnya dapat memotong tali temali. Kiev akan ditinggalkan dan mengering dengan metropolitan yang disudutkannya, sementara air pasang penjunjungan Gereja berkembang pada metropolis gerejawi baru tersebut. Namun, Lukas terlalu bijak untuk menyepakati proporsal tersebut. Ini artinya perpecahan serius dalam Gereja Rusia, tak hanya antar dua pihak, namun antara dua kota besar dan wilayah sekitar mereka. Ambisi lokal kemudian akan berkembang; dan sehingga skisma akan berlangsung lama usai keputusan apapun atas peniadaannya. Seluruh patrikark yang akan menghormati kota Vladimir memperkenankan uskup Rostoff untuk menjadikannya pusatnya, dan mengadakan perayaan tahunan dalam memperingati kemenangan pangeran atas Bulgaria pada tanggal yang sama kala Kaisar Manuel merayakan kemenangannya atas Muslim, sebuah perayaan yang masih dirayakan pada 1 Agustus.

Namun kini skisma yang timbul dari sumber pribadi dan politik bercampur dengan dakwaan bida'ah. Dakwaan tersebut bersifat signifikan pada sebagian besar masa keberlangsungan gereja ortodoks pada Abad Pertengahan. Kami familiar dengan dakwaan bida'ah dan dampak mengerikannya di Gereja Barat; namun itu memiliki arti sejumlah kedatangan serius dari apa yang menjadi unsur besar dan vital yang dituntut dari pengakuan iman. Tidak ada hal semacam itu yang nampak dalam kasus bida'ah Rusia pada abad kedua belas. Gereja secara universal dan aman ditetapkan dalam keyakinannya. Hal ini tak memiliki cikal bakal selaras dari pemikiran atau kepentingan intelektual untuk mengimpikan unsur penambatannya dan memasuki lautan spekulasi yang tak diketahui. Kebida'ahan di Timur yang meninggalkan markah mereka sepanjang waktu sepanjang pemikiran dunia semenjak zaman patristik; ini kemudian timbul di Gereja Barat. Bida'ah tertulis timbul dalam batas lebih sempit dalam pengamanan ortodoksi dari Gereja Yunani dan Rusia. Nestor, uskup Rostoff, yang ditempatkan pada keuskupannya oleh metropolitan Konstantinus, datang ke ibukota Bizantium untuk membela kasusnya dan meminta hak-haknya. Disana, ia mendapatkan dakwaan bida'ah. Bida'ah yang dimaksud adalah bahwa ia melarang orang-orang untuk membatalkan puasa Rabu atau Jumat mereka bahkan kala perayaan Kelahiran dan Epifani yang jatuh pada hari-hari tersebut. Ketidakbiasaan tersebut tak dimulai dari Nestor, maupun ia selaku satu-satunya promotor dari pencetusan tersebut. Pengarahan tersebut ditimbulkan oleh seorang uskup bernama Leon, yang datang ke keuskupannya kala ketiadaannya. Leon mula-mula diadili oleh metropolitan di Kiev, dan kemudian di Konstantinopel oleh patriark. Namun, bida'ah tidaklah dituntaskan. Pengarahan tersebut timbul di Kiev atas perantara metropolitan Konstantinus ii., yang mengadopsinya terhadap seluruh pihak dan mengadakan sinode untuk mengesahkannya. Namun, ia ditentang oleh dua penantang doktrin yang disuarakan berkaitan dengan perayaan dan puasa, Cyril, uskup Touroff, dan Polycarp, arkimandrit Biara Pechersky besar dan penerus Kehidupan Para Orang Kudus pimpinan Nestor. Sosok tersebut bahkan dihukum penjara atas kesetiaannya dalam persoalan tersebut.

Kemudian, sepanjang persoalan tiada akhir pada masa itu, Kiev menghadapi angin ribut dan menemui segala kengerian dari kota yang dikepung. Gereja Ortodoks menganggapnya sebagai hukuman adil dari Sorga karena bertindak bida'ah terhadap metropolitannya. Keruntuhannya menjadi bencana karena jabatan metropolitan menjadi lowong selaam sekitar sepuluh tahun, usai kota tersebut dipulihkan lewat restorasi fungsi gerejawinya, dan patriark Konstantinopel kemudian mengangkat tokoh Yunani, Nicephorus ii. (tahun 1185). Namun, awan angin ribut yang berputar kembali ke persoalan dalam tak lama timbul kembali, dan Kiev direbut dan dijarah untuk kedua kalinya, sebuah nasib yang tak pernah dipulihkan. Keruntuhannya menyusul enam belas tahun kemudian dalam invasi Mongol. Ini mengakhiri periode pertama dalam sejarah Gereja Rusia. Meskipun demikian, Kiev telah menjadi metropolis baik negara maupun gereja, yang berbagi penghormatan dengan ibukota lama di utara, Novgorod. Usai perang saudaranya sendiri dan musibah invasi Asiatik, ini tak lagi menjadi persoalan.

Ketegangan internal abad kedua belas disusul pada abad ketiga belas oleh musibah invasi Mongol yang lebih besar. Ini adalah bagian dari pergerakan besar yang menyerbu dari Asia Tengah dan mengancam penenggelaman Eropa ke dalam laut barbarisme. Mongol merupakan ras yang sama dengan orang-orang yang bertindak selaku pasukan invasi yang dikenal sebagai bangsa Hun, yang membawa teror ke Roma pada masa sebelumnya. Namun sepanjang masa itu, mereka memeluk Islam, agama Nabi yang menyebar melalui Persia ke suku-suku liar dari wilayah yang sejak itu dikenal sebagai Turkestan. Sehingga, kami dapat menganggap perjuangan mereka sebagai sayap kanan dari pasukan besar Islam yang maju dalan formasi bulan sabit, dan menutupnya dengan dunia berperadaban yang membentangkan seluruh batasnya dari Rusia sampai Spanyol. Namun, invasi Mongol tersebut benar-benar tak memiliki hubungan dengan pergerakan Moor di Afrika dan Barat. Kejadian tersebut menjadi peristiwa terbesar dari serangkaian pergolakan yang meletus dari suku-suku liar dari padang rumput Asia. Pemimpin mengerikannya Genghis Khan—"Pemimpin atas segala Pemimpin"—menjadi salah satu penakluk dunia dan pendiri kekaisaran yang dapat kami setarakan dengan Aleksander Agung, Julius Cæsar, atau Napoleon, jika hanya ia yang melakukan tindak yang lebih konstruktif pada hadiah dan kekuatan militernya. Mula-mula, Rusia nampak dapat melawan serangan berdampak, dan mereka memberikan Mongol untuk melakukan pemeriksaan temporer di Kalka (tahun 1224). Namun, tak lama sebelumnya, pasukan terpendam tersebut merangsek maju dan merebut seluruh wilayah di hadapan mereka. Mula-mula, Vladimir ditangkap; kemudian Kiev jatuh. Meskipun demikian, kala berkirab ke utara sampai sejauh Novgorod, wilayah barat dari Hongaria, kemudian diisi oleh orang-orang berkerabat, para keturunan dari invasi sebelumnya, namun kini Kristen. Invasi tersebtu haru dihentikan di garis depan Polandia dan Jerman. Menjelang akhir abad tersebut, Kekaisaran Mongol terbentang dari Tiongkok hingga perbatasan negara-negara Eropa tengah, menaungi seluruh Asia utara dan Eropa timur. Pendudukan Rusia berlangsung selama tiga abad.

Tak mudah untuk membayangkan ketunjukan fakta utama tersebut dalam sejarah Rusia. Pendudukan Mongol dalam sejarah terbagi dalam dua bagian, dengan dampak pada periode kedua, periode yang menyusul kesenjangan nasional yang dihadapi, berbed adalam banyak persoalan serius dari masa sebelumnya, yang kami jabarkan pada bab sebelumnya. Penekanan para sejarawan modern adalah untuk menurunkan fakta tersebut ketimbang asumsi pada masa sebelumnya. Para penulis Rusia biasanya menggambarkan negara mereka dari dakwaan mengadopsi kebiasaan Mongolia. Beberapa kebiasaan timur nampak jelas diterapkan oleh Rusia karena pengaruh Konstantinopel ketimbang dampak invasi Mongol. Contohnya, terdapat pengaturan ketat wanita dalam istana Kekaisaran Bizantium, yang ditiru kala Rusia berada di bawah pengaruh Bizantium, dan sehingga tak harus dikaitkan dengan Islam. Kemudian, Sclavonic tentunya masih menjadi unsur dasar dalam kehidupan Rusia, seperti yang selalu terjadi. Selain itu, Mongol tidaklah sepintar Roma untuk memerintah. Mereka membiarkan para pangeran Rusia lokal mengatur wilayah mereka di samping tunduk pada supremasi "gerombolan," terlepas pergerakan pasukan tersebut dapat terjadi. Novgorod, yang terisolasi oleh rawa-rawa dan lahan tandus di sekitarnya, nyaris kehilangan kemerdekaannya sendiri. Kami tak harus menganggap Mongol bak gerombolan belalang yang menyantap setiap hal yang mereka hampiri.

Meskipun demikian, usai diperkenankan untuk membaut keadaan mitigasi tersebut, fakta menyatakan bahwa invasi Mongol meninggalkan dampak berkelanjutan pada kehidupan kebangsaan Rusia. Banyak pangeran Rusia menikahi putri-putri Mongol. Kemudian, bangsawan berdarah Mongolia, Boris Godunov, dipilih menjadi tsar. Bahkan berbusana yang terasa pengaruh Mongol-nya, dan Rusia mengadopsi jubah berjumbai panjang yang dikenal sebagai "caftan." Impor Mongolia yang kurang mengenakkan adalah alat cambuk, alat penyiksaan mengerikan, yang masih dipakai sampai masa kekuasaan Alexander I., dan kembali dipakai di penjara-penjara pada masa sekarang. Dari sumber yang sama, timbul pemungutan pajak masyarakat, yang kemudian ditiadakan oleh Petrus Agung. Namun, dampak utama dari invasi Mongol adalah memutus Rusia dari Barat, dan menjadikannya lebih dan lebih seperti negara Timur. Pada masa sebelumnya, Rusia masuk dalam ranah negara-negara Eropa. Ini menandakan bahwa peradabannya kala itu lebih tinggi ketimbang Prancis dan Jerman. Negara tersebut bergabung dengan Konstantinopel dalam hal perjuangan. Namun, invasi Mongolian mengakhiri keadaan hubungan tersebut. Karena pada waktu itu seluruh kehidupan kebangsaan nampak diremukkan, sikap ngeri dipaksakan pada para pangeran dan masyarakat. Para pangeran memutuskan untuk bergerak dalam rombongan—istana bergerak dan kemah khan—untuk penobatan mereka, dan untuk mengajukan otoritasnya apa yang dipilih untuk campur tangan dengan mereka. Untuk bergerombol, mereka membayar upeti mereka. Bahkan di rumah, mereka dihampiri oleh keberadaan pemukim yang disebut "baskàk." Pada abad ketiga belas, yang merupakan zaman keemasan—zaman St. Fransiskus dan para fraternya serta kebangkitan agama demokratik di seluruh Barat—zaman arsitektur Inggris awal dan bangunan katedral—zaman raja Inggris besar Edward i. dan kebangkitan Dewan Rakyat—zaman Dante dan cikal bakal sastra modern—zaman Giotto dan Fra Angelico dan permulaan lukisan modern—Rusia berada dalam zaman tergelapnya, zaman penindasan dan kebuntuan dan penderitaan. Rusia berbagi kejayaan pada masa sebelumnya dengan Konstantinopel, kala belahan Eropa lainnya meninggalkan barbarisme yang menyusul perpecahan Kekaisaran Romawi, dan yang dikatakan dalam pelajaran kami sebagai Abad Kegelapan. Kini, kasusnya sepenuhnya berbalik. Kegelapan diangkat dari Barat, dan masa kejayaan terbit di Inggris, Prancis, dan italia. Pada masa yang sama, kegelapan membayangi Rusia—tepat kala "Kekaisaran Latin" merebut Konstantinopel dan Gereja Timur dengan kesuraman dan kengerian.

Marabahaya nasional Rusia tak berdampak apapun selain terhadap Gereja dan sepanjang rentang waktu pada masa pencobaan. Hal pertama yang teramati adalah Mongol, bahkan usai mereka menjadi Muslim, tak menindas Kristen di Rusia. Negara tersebut masih menjadi wilayah dengan tingkat pencucuran darah martir yang rendah. Kala negara tersebut mulai menindas putra-putranya sendiri yang dianggap bida'ah, para anggota dari berbagai sekte terlarang, kekejaman tersebut menjadi umum di Rusia. Mongol memperkenankan Kristen untuk menikmati kebebasan agama mereka dan mengadakan ibadah umumnya. Para khan bahkan melindungi Gereja dari serangan, dan mengkecualikan harta bendanya dari penyitaan. Namun faktanya memiliki pengaruh menonjol, khsuusnya kala persolaan ini dipadukan dengan faktor politik dari kasus tersebut. Rusia kini terputus dari Konstantinopel. Seperti pangerannya, metropolitan mendatangi gerombolan tersebut untuk penobatan. Ia juga diwajibkan untuk takut akan khan agung. Kemudian, pusat gereja mula-mula dipindahkan ke Vladimir, dan setelah itu ke Moskwa, yang sangat jauh dicapai dari Konstantinopel. Secara khusus, ini merupakan salah satu hasil paling penting dari invasi Mongol. Berkenaan dengan urusan dalam Gereja, ini bersifat independen. Metropolitan Rusia tak lagi tunduk pada patriark Konstantinopel. Sehingga, Gereja Rusia menjadi bebas dari kendali Yunani. Ini adalah satu tahap dalam perjuangan pengaruhnya, untuk kemudian disusul oleh keutamaannya dalam gereja ortodoks suci, dengan tsar selaku kepala dan pelindungnya.

Dampak lebih lanjut invasi Muslim dari masa tersebut memadukan agama dan patriotisme. Ini seperti penyatuan Gereja Katolik Roma di Irlandia dengan partai Nasionalis. Dalam beberapa hal, dampaknya nyaris dibawa oleh pergesekan paksa hubungan dengan Konstantinopel. Sehingga, Gereja di Rusia mengalami pertumbuhan eksotis dalam beberapa hal. para metropolitannya adalah orang Yunani, yang diangkat oleh patriark Konstantinopel, dikerahkan selaku misionaris asing oleh gerejawan dari negara lain, bahkan tak selalu memahami bahasa masyarakat kala bertindak selaku pastor utamanya. Namun usai penaklukan Mongol, para metropolitannya adalah orang Rusia yang dipilih oleh para uskup Rusia asli. Kemudian, di tempat kedua, kengerian umum akan pihak asing menggerakkan Gereja sejalan dengan negara, atau bahkan mengikuti insting nasional dalam hubungannya dengan agama, dan membuat para pemimpin agama menjadi patriot. Sehingga, melalui dua pengaruh tersebut, invasi Mongol me-Rusianisasi-kan Gereja di Rusia.

Sangat sulit untuk menjamah permukaan dan mendapati sejauh apa kepentingan agama itu sendiri berdampak oleh musibah besar tersebut; namun nampaknya dalam beberapa hal pencobaan menjadi tempaan untuk keyakinan. Dalam kehancuran dan kemalangan, masyarakat merasakan kebutuhan akan agama. Bentuk perasukan dan keterpikatan tertentu terhadap agama selalu timbul untuk berkembang di bawah keadaan semacam itu. Penindasan Yahudi di bawah naungan Antiochus Epiphanes, dan lagi-lagi di bawah Romawi, memberikan kebangkitan besar yang menggambarkan masa depan dengan warna cerah bagi orang-orang Tuhan, namun mengancam marabahaya bagi para penindas mereka. Demikian pula pada penindasan mongol, nubuat-nubuat baru didengungkan dan sangat didorong. Orang-orang menyaksikan penglihatan aneh. Ikon-ikon secara tak lazim giat dalam pengerjaan mukjizat. Pada masa itu, tekanan besar diberikan kepada monastisisme. Tanpa ragu, terdapat banyak kemiskinan, karena perdagangan harus didisorganisir secara mengerikan, dan kengerian lain adalah kelaparan yang timbul berkali-kali dalam biara-biara. Kebanyakan orang mengusahakan ketenangan kehidupan monastik singkatnya karena lebih sesuai dengan temperamen devosional mereka. Namun, biara-biara yang dibangun di wilayah terpencil dan terasing untuk tujuan pensiun diupayakan oleh para rekan mereka menjadi pusat kegiatan misionaris. Sehingga, Rusia mengulang pengalaman Jerman pada masa sebelumnya.

Dampaknya adalah pada masa itu, kala perkembangan normal Rusia dalam peradaban dan perjuangan sekuler mengalami naik-turun, Kristen disebar lebih jauh di wilayah utara dan timur Eropa oleh para biarawan Rusia. Di Timur, tempat terjauhnya disebut Perm Besar, dekat Pegunungan Ural, dulunya hanya dikunjungi oleh para pemburu burung, kini mengalami penyebaran Kristen dan dimenangkan ke Rusia oleh para bawahan biarawan tunggal, yang menyematkan nama biara umum Stefanus. Ia sendiri yang menjamah seluruh hutan, dan, meskipun ditekan oleh para imam pagan, berhasil memenangkan tubuh para petobat, karena ia membangun sebuah gereja di tepi sungai Viuma. Metropolitan menahbiskannya menjadi uskup Perm. Disana, ia berkarya selama beberapa tahun. Ia pensiun di Moskwa pada usia tua. Eudocia, atau Eupraxia sesuai dengan namanya di konven, menjadikan konven Kenaikan di Kremlin; St. Euphemius mendirikan biara Juruselamat terkenal di Souzdal. St. Cyril mendirikan biara Bielo-ozero, salah satu biara Rusia terkenal. Mula-mula memutuskan untuk menarik diri seperti St. Antonius di gurun pasir, Cyril pensiun menyendiri ke pesisir Danau Putih. Namun ketenarannya menyebar, dan para pengikut yang mendatanginya menyepi dengan hidup ditujukan untuk pelayanan agama. Disini penjelajah kini melihat biara kelas pertama, dikililingi oleh dua tembok kuat yang dipuncaki oleh menara-menara, dan dipersenjatai dengan meriam-meriam. Tempat tertutup tersebut berisi dua biara, satu besar dan satu kecil. Biara besar terbentang di antara tembok dalam dan luar. Tempat tersebut memiliki sembilan gereja yang terbuat dari batu. Biara kecil berada di dalam tembok kedua. Biara tersebut dikatakan memiliki harta karun yang kaya akan lapisan emas dan busana berhias perhiasan di kekaisaran. Pada masa sebelumnya, tempat tersebut meraih reputasi yang paling menonjol, karena kala itu tempat tersebut menjadi pusat kegiatan misionaris di wilayah yang masih terpencil. Salah satu daya tariknya adalah Biara Solovetsky, yang dibangun di atas salah satu puncak pulau yang membentang di utara teluk Onega di Laut Putih. Pulau tersebut tak dapat dicapai selama nyaris delapan bulan dalam setahun karena es terapung. Namun pada musim panas, tempat tersebut dikunjungi oleh sejumlah biarawan.

Biara tersebut lama dianggap sebagai pos luar Gereja Rusia paling utara, menjadi pusat keghiatan misionaris di wilayah Arktik. Di pulau berbatu di Danau Loubensky, tak jauh dari Bielo-ozero, tinggalah komunitas biarawan yang mengadakan pengkotbahan injil kepada suku Chondes Finlandia. Biarawan Lazarus mendirikan biara di pesisir Danau Onega sebagai pusat misionaris untuk perpindahan agama Laplander, sementara para biarawan Salaam di wilayah tetangga Danau Ladoga juga menginjili masyarakat. Di selatan dan timur, dan sepanjang sebagian besar daerahnya, Rusia kini dihadapi dan ditekan oleh tingkah barbar yang kema. Sehingga, kami melihat tahun-tahun penindasannya sepanjang masa kegiatan terbesar dalam persebaran kristen di perbatasannya mencapai wilayah Asiatik. Sejarah memiliki sedikit kisah yang lebih menginspirasi untuk dikisahkan ketimbang catatan manisnya yang menjadi pahit, madu dari mulut singa. Gereja Rusia tak pernah lebih berbuah dalam memenangkan orang-orang yang beralih ke injil ketimbang kala banyak putranya kabur dari hadapan penindas, bukan untuk beristirahat dengan damai, namun untuk mengambil pengkaryaan yang baru, dan memakai pengasingan mereka dalam melayani Allah. Sehingga, invasi Mongol yang mengerikan, yang di permukaan tak nampak selain kutukan terhadap gereja serta negara, menyediakan tempaan tak terkira dari kegiatan misionaris yang menyebar luas, dan secara tak langsung menjadi alat mengirim manfaat terbesar untuk suku-suku tak dikenal di laut utara.