Wikibuku:Mengapa menyumbang ke buku cetak sumber terbuka: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Sabjan Badio memindahkan halaman Wikibuku:Kenapa menyumbang ke buku cetak sumber terbuka ke Wikibuku:Mengapa menyumbang ke buku cetak sumber terbuka: kenapa adalah ragam cakapan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 1:
Pita Merah yang Kudapatkan Di Kota Hujan
"Kok bus belum dateng ya? Ini udah jam 10 malem..yakin ga lupa?"
"Harusnya udah datang dari jam 9 malem nih…takut banget ga sampe tepat waktu"
Suara riuh beberapa orang dalam sebuah ruangan dengan raut wajah harap-harap cemas sambil mendengar seksama suatu bus yang terdengar lewat takut bus yang mereka nantikan sudah tiba.
(Kilas balik cerita)
November tahun 2022 kala itu adalah sebuah bulan yang sangat membahagiakan untukku, karena bisa pergi ke sebuah tempat dimana itu adalah pertama kalinya aku bisa berkunjung kesana. "Bogor" tidak pernah terpikirkan olehku bisa berkunjung kesana di penghujung tahun 2022 saat itu. Kata Bogor yang terbesit olehku adalah daerah yang selalu menjadi destinasi wisata sehingga membuat berita-berita di televisi dipenuhi dengan kondisi perjalanan di Jakarta macet ke arah Bogor. Kilas balik aku bisa ke Bogor, Bulan November tahun 2022 aku baru saja mendapatkan beasiswa dan mendapatkan kesempatan biaya penuh untuk bisa gathering bertemu dengan teman-teman baru di sebuah villa yang asri. Ada cerita menarik sebelum ke Bogor dengan segala lika-likunya.
Pergi kesana walaupun gratis tapi tentunya kita menempuh banyak persyaratan seperti tim tiap kampus harus menyiapkan yel-yel, penampilan kelompok, semua itu dikerjakan dalam waktu 1 Minggu saja dan tentunya mau tidak mau kita semua harus siap padahal persiapan belum semuanya matang. Hujan turun turun begitu deras saat kami sudah selesai menyiapkan latihan drama untuk penampilan kami di Bogor nanti.
Aku juga sudah merasa kurang enak badan karena dari hari-hari sebelumnya menyiapkan banyak persiapan seperti essai yang harus dikumpulkan saat sudah sampai disana dan ada beberapa tugas kuliah yang harus diselesaikan sebelum aku berangkat besoknya. Saat hanya gerimis aku cepat-cepat pergi ke arah parkiran kampus untuk segera pulang karena jarak kampus dengan rumah terpaut 40 menit, waktu sudah menunjukkan pukul 18.00 akan sangat malam kalau menunggu hujan sampai berhenti, dan aku harus segera menyelesaikan beberapa deadline.
"Arghhhhh pusing banget, ini gimana lagi harus buat mind maps juga HUHUHU"
Tanpa sadar air mata mengalir di pipiku, karena kepanikan yang aku rasakan saat itu dan merasa lelah dengan beberapa deadline yang harus diselesaikan malam itu juga sebelum besok malamnya sudah harus pergi ke Bogor. Saat menangis aku sempat berhenti sejenak untuk istirahat menghela napas untuk bisa mencerna kembali tugas tersebut.ada hal yang yang terbesit dalam pikiranku kala itu dan bisa dikatakan sangat random.
"Oh..ini rasanya dewasa ya nangis bukan karena cinta-cintaan lagi tapi karena tugas"
Hal yang tanpa sadar dikatakan dan membuat diriku merasa aneh saja karena aku bisa menyelesaikannya. Mungkin karena lelah satu Minggu terakhir ini jadi bawaan diri ingin menangis. Dengan berusaha semaksimal mungkin waktu sudah menunjukkan waktu pukul 11 malam aku pun memutuskan waktu untuk segera tidur karena akan take video besok bersama mereka para teman tim ku.
" 1..2..3.. okee siap yaa"
"Kami siap mengikuti gathering besok di Bogor…sampai jumpa.."
Kira-kira seperti itu akhir dari penutupan video setelah take di beberapa sudut kampus. Setelah take video kami melanjutkan latihan kembali yel-yel dan drama kemudian kami pulang karena nanti malam harus sudah berkumpul dengan mereka kembali untuk pergi ke Bogor.
Kita janjian untuk jam 19.00 sudah ada di lokasi yang diberikan di grup WhatsApp namun, lebih dari jam 21.00 bus juga belum datang..waktu demi waktu menunggu karena merasa bosan sampai terdengar suara jam dinding berdetak dan jalanan yang sepi hanya tersisa beberapa motor saja yang melintas. Sampai akhirnya pukul 1 pagi bus baru saja tiba, kepalaku rasanya sangat pusing saat itu bagaimana tidak aku sebenarnya jarang sekali tidur selarut itu kala itu. Saat memasuki bus cepat-cepat mengambil posisi terenak untuk segera tidur. Tidurku sangat pulas walaupun dalam keadaan genting, bagaimana tidak gathering sudah mulai di Bogor dan pukul 10.00 pagi kita masih dalam perjalanan. Perkiraan sampai juga jam 14.00. Saat itu tidak ada pikiran apapun dipikirkan ku selain menikmati pemandangan serta hanya berpasrah saja bila harus telat sampai tujuan yang penting selamat.
"Akhirnya sampai…ayo semuanya turun ambil tasnya satu-satu yaa"
Karena tak kuasa ingin ke kamar mandi, tiba-tiba ada dua orang perempuan yang menyuruh kami berpisah dengan rombongan teman laki-laki, kami yang perempuan disuruh membawa barang-barang di tengah lapangan dan tiba-tiba saja bukannya suruh duduk atau apapun kami diberi pita merah. "Kalian telat, jadi harus pakai ini, setelah itu cepat lari masuk aula mendengarkan materi" aku yang berada dalam situasi merasa kaget kenapa kondisiku seperti orang sedang wajib militer.
Kebingungan ingin ke kamar mandi tapi, juga harus fokus mendengarkan materi. Aku merasa saat itu kondisi di sekeliling ku sangat tegang, bagaimana tidak setiap ada yang berbicara sedikit langsung di beri pita merah, setiap ada yang terlihat tertidur diberi pita merah, hanya bernafas saja mungkin tidak diberi pita merah. "Huftt..baru hari pertama aja udah nyiksa banget…" ucapku dengan suara yang kecil. Mau tidak mau untuk menghilangkan kegabutan yang aku rasakan akhirnya aku menulis sedikit demi sedikit apa yang disampaikan oleh si pemateri dengan buku serta bolpein yang aku bawa. Karena telepon serta tas semua bareng dikumpulkan di depan lapangan, serta kami tidak diberi akses telepon sampai acara ini selesai. Hari pertama saat itu aku menghitung tiap detiknya dan menguatkan diri bahwa 3 hari pasti cepat berlalu dan aku akan pergi dari sini segera.
"Pagi..Pagi.. semangat"
"lari pagi tiap hari"
"Agar kuat urat kaki"
"Badan cape tak masalah"
"karena kita sudah biasa"
Sorakan yel-yel yang terdengar setiap harinya dan tak terasa hari ini sudah menginjak hari ketiga, begitu banyak pita merah yang aku dapatkan dan tidak sama sekali mendapatkan pita hijau, kegiatan pun semakin seru mulai dari ada pentas seni serta macam-macam rangkaian outbound yang seru antar tim. Yang tidak kalah menegangkan adalah saat semua mulai menarik id card masing-masing milik lawan di campur suara teriakan masing-masing orang sangatlah seru. Kegiatan-kegiatan seperti itu di Bogor menambah kedekatan kami.
"Dor Dor Dor.."
"Kamu! Sini pakai pita merah"
Aku yang berada di kamar mandi saat itu sontak kaget karena disuruh keluar cepat-cepat untuk memakai pita merah. "Lah? Apa salahku?" Saat aku melihat sekitar banyak sekali orang-orang yang mengantri di kamar mandi dan ada salah satu Awardee yang bertanya "emang salah kita apa kak?" Lalu kakak itu menjawab "kalian terlalu lama dikamar mandi ingat waktu, cepat-cepat dengarkan materi lagi." Aku yang mendengarnya membatin bahwa sebentar saja tetap salah padahal aku baru saja masuk. Tapi tak lama setelah itu kakak tersebut menyenggol tempat sampah dan membuat sampah berserakan jatuh di lapangan. Kami semua yang berada disekitar kamar mandi langsung membantu tapi raut wajah kakak itu tetap saja terlihat cuek.
Yang kusadari selama berada di kota hujan ini adalah, ketegangan yang dirasakan di hari pertama ternyata saat di hari terakhir menjadi sebuah momen yang tidak ingin aku lepaskan dan aku rindukan hingga saat ini, setiap hujan aku hanya teringat momen hujan itu sendiri di area villa. Bisa berbicara dengan mereka teman-teman kamar ku, menari tertawa bersama dengan para peserta lain, yel-yel dan memberikan teriakan semangat, serta yang paling tidak dilupakan adalah kondisi kita saat makan walaupun hanya keheningan tapi aku ingat jelas hanya suara sendok yang ramai karena mereka makan terburu-buru dengan durasi waktu 5 menit.
Kemana semua perginya semua pita merah itu? Pita merah tetap berada di saku jaket yang aku dapatkan dari Bogor hingga saat ini. Bagiku pita merah yang kudapatkan dari banyaknya pelanggaran sangatlah berarti ada 2 pita merah yang tersimpan. Aku masih menjaganya hingga saat ini untuk mengingat kenangan-kenangan menegangkan serta seru itu. Pita merah bukanlah pita merah biasa tapi pita merah yang mempunyai kenangan walaupun merahnya sudah sedikit pudar karena ikut tercuci setiap jaket itu dicuci tapi ingatanku soal semua momen di kota hujan tak pernah pudar.
"Hahaha ini lucu banget..kapan ya aku bisa ketemu mereka semua ful Tim..ga kerasa udah 1 tahun aja eh ini November tahun 2022 sekarang udah mau tahun baru 2024."
|