Katalog Ragam Alat Permainan Tradisional pada Khazanah Manuskrip Jawa/AA10-Thethekan

Thethekan adalah permainan ke-29 pada Jongensspelen. Kata Thethekan berasal dari thek yang dapat diartikan dengan ketuk atau serupa di zaman sekarang dengan kata tik yang berarti tiruan sesuatu yang berbunyi tik.[1] Kata thek mengalami reduplikasi untuk memperlihatkan bahwa kegiatan tersebut menghasilkan banyak bunyi thek. Penambahan sufiks -an pada kata reduplikasi thethekan menunjukan keterangan alat dari kegiatan tersebut. Permainan thethekan dimainkan oleh anak dengan minimal usia 10 tahun. Permainan ini disebut pada manuskrip dilakukan untuk menghasilkan bunyi thek sebanyak dan sesering mungkin, sesuai dengan pembentukan katanya. Permainan thekthekan tidak memiliki pengarahan dapat dimainkan oleh sejumlah orang tetapi ilustrasi manuskrip menunjukan bahwa permainan dapat dilakukan dengan minimal empat orang supaya lebih meriah.

Anak-anak bermain thekthekan

Jejak masa kini sunting

Permainan thekthekan tercatat masih dimainkan sampai saat ini dengan nama yang sedikit berbeda yaitu tektekan. Lokasi permainan ini dimainkan adalah di Bali. Permainan ini memiliki tujuan yang masih sama, yaitu menghasilkan suara keras untuk menghidupkan suasana. Permainan ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan sosial anak karena dimainkan bersama-sama.

Bahan baku sunting

  • 2 pangkal bambu kurang lebih sepanjang 15 cm dan lebar 2,5 cm

Cara membuat sunting

  1. Jepitkan pada dua belah jari.

Cara bermain sunting

  1. Menyabet/membenturkan kedua pangkal bambu yang ada di antara sela jari dengan cepat.

Referensi sunting

  1. Gericke. (1847). Javaansch-Nederduitsch Woordenboek. Amsterdam: Johannes Müller.