Katalog Ragam Alat Permainan Tradisional pada Khazanah Manuskrip Jawa

Permainan tradisional adalah bentuk manifestasi dari suatu kebudayaan. Permainan tradisional dapat menjadi strategi untuk mempertahankan dan memperkenalkan budaya yang terancam terlupakan. Permainan tradisional yang ditujukan kepada anak-anak dapat mengajarkan nilai yang dimiliki leluhur mereka agar generasi berikut tidak kehilangan jati diri mereka. Selain hal tersebut, permainan tradisional dapat mengajak anak-anak untuk lebih aktif di luar ruangan dan bersosialisasi dengan teman sebaya. Kegiatan permainan tradisional yang dilakukan dengan menciptakan suatu alat tertentu akan mengembangkan kecerdasan, kreativitas, dan kesehatan anak karena melakukan serangkaian kegiatan bersama teman mereka. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk dapat mengetahui permainan tradisional adalah membaca manuskrip yang telah dibuat, hal tersebut karena pembuatan manuskrip memiliki tujuan sebagai pencatatan untuk pengetahuan yang dianggap penting. Kebudayaan yang memiliki manuskrip yang melimpah maka dapat mempertahankan dan meneruskan kebudayaan mereka lebih baik karena memiliki bentuk fisik dari pengetahuan yang mereka punya, contohnya adalah manuskrip yang banyak dari kebudayaan Jawa.

Geografi Jawa sunting

Jawa adalah salah satu dari lima pulau utama yang ada di Indonesia, diantaranya Jawa, Sumatra, Kalimantan, New Guinea, dan Sulawesi. Ibu kota dari Indonesia pada saat tulisan ini dibuat berada di Jakarta, Pulau Jawa. Luas Pulau Jawa diperkirakan mencapai 128.297 km2. Pulau Jawa terbagi menjadi enam provinsi yaitu Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah DIY Yogyakarta, dan Jawa Timur. Waktu di pulau Jawa mengikuti Waktu Indonesia Barat (WIB).[1] Bahasa yang digunakan di pulau Jawa adalah diantaranya Bahasa Indonesia, Jawa, Sunda, dan Madura dengan aksara yang digunakan untuk menulis manuskrip adalah Latin, Arab, Jawa kuno, Jawa baru, dan Sunda. Manuskrip di Jawa terbagi menjadi beberapa era yaitu Jawa Kuno, Jawa-Bali, Jawa baru dengan corak Islam. Manuskrip sendiri yang telah dituliskan menyimpan hasil olah pikiran yang dihasilkan oleh penulis dari lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, manuskrip dapat menyimpan berbagai pengetahuan yang dimiliki leluhur untuk diteruskan ke generasi berikutnya.[2]

Manuskrip Jawa sunting

Pengetahuan yang ada pada manuskrip menjadi sumber data utama dalam pembuatan katalog ragam alat permainan tradisional Jawa. Manuskrip yang digunakan diantaranya yang pertama Manuskrip berjudul Meisjesspelen (Selanjutnya disingkat dengan MS) yang merupakan kata dalam Bahasa Belanda yang berarti permainan anak perempuan. MS disimpan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dengan nomor koleksi KBG 927 yang awalnya dimiliki oleh Ir. J. L. Moens. Pada catatan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia menunjukan bahwa MS telah dialih media ke dalam bentuk microfilm dengan kode MFB 3.01. Fisik dari MS berukuran 43 cm x 34x5 cm dengan ukuran kolom 36 cm x 29 cm. MS memiliki ilustrasi yang banyak, ilustrasi yang tercatat dari 122 halaman berjumlah 85 ilustrasi. Bahan dari alas tulis MS adalah kertas eropa dengan sampul tebal yang dijilid dengan benang. Tulisan pada MS teridentifikasi merupakan aksara dan bahasa Jawa dengan tinta hitam berbentuk teks prosa. Daftar permainan yang ada pada MS berjumlah 85 yang selanjutnya dipilih dan diinventarisasi terdapat lima permainan yang dilakukan dengan membuat suatu alat tertentu.[3]

Manuskrip kedua sebagai sumber data Katalog Ragam alat permainan tradisional jawa berjudul Jongensspelen (Selanjutnya disingkat dengan JS) yang merupakan kata dalam Bahasa Belanda yang berarti permainan anak laki-laki. JS merupakan koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dengan nomor koleksi KBG 926 yang awalnya dimiliki oleh Ir. J. L. Moens sama dengan MS. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia  telah mengalih media JS ke dalam bentuk microfilm dengan kode MFB 3.02. Fisik dari MS dan JS sama persis yaitu berukuran 43 cm x 34x5 cm dengan ukuran kolom 36 cm x 29 cm, memiliki 122 halaman dengan 85 ilustrasi, berbahan kertas eropa dengan sampul tebal yang dijilid dengan benang, beraksara dan bahasa Jawa dengan tinta hitam yang membentuk teks prosa. Daftar permainan yang ada pada JS berjumlah 83 yang selanjutnya dipilih dan diinventarisasi terdapat 23 permainan yang dilakukan dengan membuat suatu alat tertentu. Manuskrip MS dan JS telah dikerjakan secara filologis oleh Bambang Hernawan pada tahun 2018.[4]

Jenjang Usia Bermain sunting

Permainan yang telah diinventarisasi selanjutnya dikategorikan ke dalam lima kategori usia dengan kode yang berbeda. Kategorisasi permainan berdasarkan usia dilakukan untuk mempermudah penelusuran permainan yang sesuai untuk dimainkan oleh anak-anak tertentu. Lima kategori usia tersebut diantaranya adalah permainan anak untuk usia 6-10 tahun dikategorikan akhir masa anak-anak dengan kode (AA), permainan anak untuk usia 11-13 tahun dikategorikan pramasa remaja dengan kode (PR), permainan untuk usia 14-17 tahun dikategorikan remaja dengan kode (RM), Permainan untuk anak usia 18-24 tahun dikategorikan dengan awal dewasa dengan kode (AD), dan terakhir untuk permainan yang tidak memiliki keterangan usia dikategorikan umur bebas dengan kode (UB).[5]

Akhir masa anak-anak (AA) sunting

Pramasa Remaja (PR) sunting

Remaja (RM) sunting

Awal Dewasa (AD) sunting

Umur Bebas (UB) sunting

Kesimpulan sunting

Data yang telah dihimpun dari kedua manuskrip Jongensspelen dan Meisjesspelen menghasilkan beberapa kesimpulan. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Hampir seluruh permainan yang terdata dari manuskrip Jongensspelen memiliki batas usia dimainkan kecuali permainan UB06-Egrang. Hal tersebut berbanding terbalik dengan permainan dari Meisjesspelen karena semua permainan yang terdata tidak memiliki keterangan usia minimal untuk dimainkan.
  2. Rentang usia termuda yang tercatat pada kedua manuskrip adalah berumur sepuluh tahun dan tertua berumur 24 tahun. Rentang usia tersebut berhasil dikategorikan menjadi 5 klasifikasi, yaitu AA, PR, RM, AD, dan UB.
  3. Permainan Nini Towong dan Brendung merupakan permainan dengan resiko tertinggi karena dilakukan dengan berkontak dengan makhluk halus.
  4. Nini towong menjadi permainan dengan alat dan lagu terbanyak yang berhasil dihimpun pada katalog ini.

Referensi sunting

  1. https://regional.kompas.com/read/2022/08/04/145122878/kondisi-geografis-pulau-jawa-berdasarkan-peta-letak-luas-dan-keadaan-alam?page=all
  2. Pigeaud. (1980). Literature of Java. Leiden Universiti Press
  3. Hernawan, Bambang. (2018). Meisjesspelen Permainana Anak-Anak Peremuan (Alih Aksara dan Alih Bahasa). Jakarta: Perpustakaan Nasional Press https://press.perpusnas.go.id/ProdukDetail.aspx?id=154
  4. Hernawan, Bambang. (2018). Jongensspelen Permainana Anak-Anak Laki-Laki (Alih Aksara dan Alih Bahasa). Jakarta: Perpustakaan Nasional Presshttps://press.perpusnas.go.id/ProdukDetail.aspx?id=156
  5. Hurlock, E. B. (2001). Developmental psychology. New Delhi: Tata McGraw-Hill Education.