Katalog Ragam Alat Permainan Tradisional pada Khazanah Manuskrip Jawa/AA11-Jathil

Jathil adalah permainan ke-45 pada manuskrip Jongensspelen. Jathil adalah aktivitas menari dengan jaran kepang, anyaman dari bambu yang dibuat menyerupai bentuk kuda.[1] Permainan ini adalah aktivitas menari pada suatu irama tertentu dengan membawa anyaman bambu berbentuk kuda. Anak yang dapat memainkan jathil minimal berusia 10 tahun atau lebih. Permainan jathil dapat dimainkan dengan jumlah tiga anak.

Anak-anak bermain jathil

Jejak masa kini sunting

Permainan Jathilan masih dimainkan di Yogyakarta dengan nama yang sama hingga saat ini. Permainan ini lebih mengarah ke seni pertunjukan daripada permainan pada masa kini. Jathilan telah dicatat menjadi warisan budaya Indonesia sejak dari tahun 2013. Jathilan dapat melatih anak untuk memiliki ketangkasan dan kelincahan karena kegiatan yang dilakukan di dalamnya penuh dengan gerakan badan.

Bahan baku sunting

  • Pelepah pisang
  • Tali

Cara pembuatan sunting

  1. Tekuk pelepah pisang menyerupai jaran kepang.
  2. Ujung yang menjadi ekor dibuat merumbai supaya terlihat seperti ekor.
  3. Ikat dengan tali di antara ujungnya untuk menahan di badan nantinya.

Cara bermain sunting

  1. Anak-anak mengenakan kuda jathilan  yang telah mereka buat.
  2. Semua anak berbaris.
  3. Semua menari sambil bernyanyi:

"kil kil kol kol kil kil pung"

Referensi sunting

  1. Poerwadarminta. (1939). Bausastra Jawa. Batavia: J. B. Wolters' Uitgevers-Maatschappij N. V. Groningen.