Katalog Ragam Alat Permainan Tradisional pada Khazanah Manuskrip Jawa/AD01-Layangan Bapangan

Layangan bapangan adalah permainan ke-30 pada Jongensspelen. Pada manuskrip Jongensspelen hanya ditemukan tiga variasi pembuatan layangan, yaitu layangan bapangan, layangan ujungan, dan ngundha layangan. Permainan ini terdiri dari dua kata, yaitu layangan dan bapangan. Layangan adalah permainan yang dimainkan dengan cara menerbangkan suatu alat sedangkan bapangan berasal dari kata bapang yang dapat diartikan melebarkan tangan/sayap.[1] Kata bapang sesuai dengan bentuk layangannya karena memiliki sayap yang panjang, terlihat seperti pesawat terbang. Permainan layangan bapangan dimainkan pada usia sekitar 18 tahun. Permainan layangan sangat sederhana, yaitu hanya dengan mengudarakan layangan dan menjaganya tetap terbang. Jumlah minimal untuk memainkan layangan bapang tidak disebutkan pada manuskrip tetapi melihat dari ilustrasi dapat diasumsikan setidaknya dilakukan bersama oleh enam orang untuk memainkannya.

Anak-anak bermain layangan bapangan

Jejak masa kini sunting

Layangan adalah salah satu permainan tradisional yang masih dimainkan sampai sekarang. Bentuk dari layangan bapangan masih sering dijumpai pada festival-festival layang-layang di kota besar. Bentuk dari layangan bapangan sendiri masih dapat dijumpai dalam kegiatan-kegiatan tersebut menandakan permainan ini masih bertahan hingga kini. Permainan layangan berfungsi untuk melatih kreativitas anak karena mereka harus membuat layangan tersebut sendiri, tentu hal tersebut dapat meningkatkan kemampuan kreatif mereka dalam memproyeksikan imajinasi.

Bahan baku sunting

  • Kertas tela
  • Bambu
  • Kulit kayu waru
  • Tali rami

Cara membuat sunting

  1. Tidak ada keterangan cara pembuatan pada layangan bapangan tetapi disebutkan fungsi dari setiap bahan. cara pembuatan diasumsikan memiliki kemiripan dengan pembuatan layangan biasa. Pertama memotong bambu untuk dijadikan kerangka.
  2. Ikat dengan kulit kayu waru.
  3. Tempelkan kertas tela untuk menutup kerangka.
  4. Terakhir ikat layangan yang telah dibuat dengan tali rami untuk diterbangkan.

Cara bermain sunting

  1. Terbangkan layangan dengan memanfaatkan angin.
  2. Pegang tali rami kuat-kuat.

Referensi sunting

  1. Poerwadarminta. (1939). Bausastra Jawa. Batavia: J. B. Wolters' Uitgevers-Maatschappij N. V. Groningen.