Katalog Ragam Alat Permainan Tradisional pada Khazanah Manuskrip Jawa/AD02-Layangan Ujungan

Layangan ujungan adalah permainan ke-31 pada Jongensspelen. Permainan ini merupakan variasi lain dalam membentuk layangan. Pada manuskrip Jongensspelen hanya ditemukan tiga variasi pembuatan layangan, yaitu layangan bapangan, layangan ujungan, dan ngundha layangan. Kata Ujungan tidak dijelaskan pada Jongensspelen merujuk apa tetapi kata ujungan memiliki arti sudut atau menonjol.[1] Bentuk layangan pada Jongensspelen memperlihatkan bahwa kata ujungan dapat diinterpretasikan dengan bentuk ujung layangan yang disambung dengan daun bambu sehingga terlihat panjang. Sama seperti layangan bapangan, layangan ujungan dimainkan oleh anak yang sudah berumur 18 tahun, cara bermain yang sama, dan berdasarkan ilustrasi dimainkan setidaknya oleh enam orang.

Anak-anak bermain layangan ujungan

Jejak masa kini sunting

Layangan adalah salah satu permainan tradisional yang masih dimainkan sampai sekarang. Bentuk dari layangan bapangan masih sering dijumpai pada festival-festival layang-layang di kota besar. Bentuk dari layangan ujungan sendiri masih dapat dijumpai dalam kegiatan-kegiatan tersebut menandakan permainan ini masih bertahan hingga kini. Permainan layangan berfungsi untuk melatih kreativitas anak karena mereka harus membuat layangan tersebut sendiri, tentu hal tersebut dapat meningkatkan kemampuan kreatif mereka dalam memproyeksikan imajinasi.

Bahan baku sunting

  • Daun pohon benda kering
  • Daun bambu kering
  • Serat nanas

Cara pembuatan sunting

  1. Ikat ujung daun pohon benda kering dengan daun bambu kering menggunakan serat nanas.
  2. Tali daun pohon benda kering dengan serat nanas untuk mengendalikannya ketika terbang.

Cara bermain sunting

  1. Terbangkan layangan dengan memanfaatkan angin.
  2. Pegang serat nanas kuat-kuat.

Referensi sunting

  1. Gericke. (1847). Javaansch-Nederduitsch Woordenboek. Amsterdam: Johannes Müller.