Katalog Ragam Alat Permainan Tradisional pada Khazanah Manuskrip Jawa/RM03-Wayangan

Wayangan adalah permainan ke-32 pada manuskrip Jongensspelen. Wayangan adalah seni pertunjukan bermain peran yang dilakukan oleh boneka yang terbuat dari kulit kayu atau kulit binatang.[1] Permainan wayangan dilakukan oleh anak yang berumur minimal 16 tahun. Permainan wayangan adalah permainan yang dilakukan seperti seorang dalang, orang yang menggerakan wayang, yang sedang bercerita. Jumlah anak yang dapat memainkan ini tidak disebutkan pada Jongensspelen tetapi berdasarkan ilustrasi adalah empat orang atau lebih supaya semakin meriah.

Anak-anak bermain wayangan

Jejak masa kini sunting

Jarang dijumpai di masa kini anak-anak bermain wayangan seperti dalam manuskrip ini. Meskipun demikian, masih dapat dikatakan permainan ini lebih mengarah ke kesenian dan masih dilakukan hingga kini. Permainan ini dapat berguna melatih kreativitas dan daya ingat anak untuk membuat berbagai bentuk wayang dari daun yang ditusuk.

Bahan baku sunting

  • Daun pohon benda kering

Cara pembuatan sunting

  1. Daun pohon benda diberikan pola bentuk wayang seperti satria atau raksasa dengan menggunakan kuku.

Cara bermain sunting

  1. Satu orang berperan sebagai dalang yang bercerita dengan daun pohon benda yang sudah dibentuk polanya.
  2. Anak-anak lain mengiringi kegiatan dalang dengan suara tabuhan dari mulut mereka.

Referensi sunting

  1. Poerwadarminta. (1939). Bausastra Jawa. Batavia: J. B. Wolters' Uitgevers-Maatschappij N. V. Groningen.