Katalog Ragam Alat Permainan Tradisional pada Khazanah Manuskrip Jawa/UB03-Bandulan

Permainan bandulan merupakan permainan dengan urutan ke-10 pada manuskrip Meisjesspelen. Bandulan berasal dari kata bandul yang dapat diartikan ayun atau berayun.[1] Permainan ini sama dengan ayunan yang ada di masa kini, perbedaan terdapat pada bahan ayunan yang digunakan merupakan bahan daur ulang yang tidak terpakai. Permainan ini tidak memiliki umur minimal untuk dapat dimainkan. Satu bandulan hanya dapat dimainkan maksimal dua orang, ada yang didorong di atas bandulan dan ada yang mendorong pemain yang ada di atas bandulan.

Anak-anak bermain bandulan

Jejak masa kini sunting

Permainan bandulan masih sangat sering dijumpai pada masa kini sebagai salah satu wahan bermain anak. Kita dapat menjumpai permainan ini di berbagai tempat wisata, taman, hingga pekarangan rumah beberapa orang. Meskipun demikian, sudah jarang orang membuat bandulan dari pohon, kebanyakan terbuat dari besi atau semacamnya.

Bahan baku sunting

  • Tali besar
  • Pelepah kelapa
  • Pohon (yang dianggap kuat)  untuk dijadikan penyanggah bandulan

Cara membuat sunting

  1. Tali diikat pada cabang pohon.
  2. pelepah pisang diikat dengan tali sebelumnya.

Cara bermain sunting

  1. Permainan dilakukan dengan mengayun secara bergantian.
  2. Pemain yang duduk akan didorong oleh pemain lain.
  3. Dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai perjanjian antar pemain.
  4. Jika ingin didorong dengan kuat, pemain yang duduk harus mengatakan:

    sundul puyuh

Referensi sunting

  1. Gericke. (1847). Javaansch-Nederduitsch Woordenboek. Amsterdam: Johannes Müller