Katalog Ragam Alat Permainan Tradisional pada Khazanah Manuskrip Jawa/UB04-Nini Towong

Permainan nini towong adalah permainan ke-22 dari manuskrip Meisjesspelen. Permainan nini towong merupakan permainan dengan instruksi terpanjang pada manuskrip Meisjesspelen. Nini towong adalah permainan yang berbentuk festival kecil yang dilakukan dengan banyak persiapan sebelumnya. Nini towong memiliki kemiripan konsep dengan jelangkung karena menggunakan media sebuah poneka dan mantra-mantra khusus untuk mengundang serta memulangkan makhluk halus. Permainan nini towong memiliki durasi yang cukup panjang, dimulai dari jam delapan malam dan dapat berakhir hingga jam dua atau tiga malam. Permainan nini towong tidak dikatakan harus dilakukan oleh sejumlah anak tetapi pada ilustrasi Meisjesspelen pemrainan ini dilakukan oleh 16 orang.

Anak-anak bermain nini towong

Jejak masa kini sunting

Permainan nini towong tercatat Kemendikbud masih aktif dilakukan hingga saat ini di daerah Yogyakarta. Permainan ini telah bergeser menjadi seni pertunjukan. Orang yang melakukan permainan ini pun sudah bukan anak-anak lagi, melainkan dewasa awal karena dinilai permainan ini cukup berbahaya. Permainan ini memiliki fungsi yang cukup banyak jika dilakukan oleh anak-anak, yatu kerja sama antar kawan, kreativitas, dan tentunya dapat megenalkan generasi berikutnya dengan identitas kebudayaan mereka.

Bahan baku sunting

  • Tempurung kelapa
  • Icir (sejenis alat untuk menangkap ikan)
  • Tangkai padi yang kering
  • Tusuk konde
  • Hiasan leher
  • Kain penutup dada
  • Ikat pinggang
  • Selendang pinggang
  • Tapih

Cara membuat sunting

  1. Pasangkan tempurung kelapa ke icir, tempurung kelapa akan berperan sebagai kepala dan icir menjadi badan nini towong.
  2. Pasangkan tangkai padi di kanan dan kiri icir sebagai tangan Nini towong.
  3. Bagian tempurung kelapa salah satu sisinya dirias seperti wajah manusia.
  4. Pasangkan seluruh hiasan seperti tusuk konde, hiasan leher, kain penutup dada, dan tapih ke boneka nini towong.

Cara bermain sunting

  1. Nini towong yang telah dibuat di bawa ke kuburan sekitar jam 8 sore.
  2. Letakan nini towong di antara pohon lo, kepuh, serut, pace, randu hutan, bibis, atau beringin. Pohon-pohon ini dipercaya merupakan tempat dari makhluk gaib.
  3. Proses peletakan nini towong dilakukan oleh banyak anak sambil membakar dupa tidak boleh padam sambil bersenandung pada guwang bocah bajang, pada guwang bocah bajang terus menerus.
  4. Jika telahmenemukan pohon yang sesuai, boneka nini towong ditinggalkan dengan dupa selama 30 menit.
  5. Setelah 30 menit boneka nini towong diambil dan dibawa ke tempat bermain dengan bersenandung bok lara sira bageya, manten anyar lagi teka.
  6. Di tempat yang akan dilakukan permainan semua orang bernyanyi beberapa lagu, pertama:

    ilir-ilir. lir-ilir tandure wong semilir, tak ijo royo-royo tak sengguh temanten anyar, cah angon-cah angon, peneken blimbing kuwe, lunyu-lunyu peneken, dinggo masuk dodotiro, dodotiro kemitir, bedah ing pinggir, ndomndomana, jlumatana, dinggo sebamengko sore, pupung gede rembulane, pupung jembar kalangane, yen suraka, surak: hi…. ye….

    Kedua:

    lir ilir gunanti, sabuk cinde lir gonanti, gilang-gilang layone, layone bok putra ugung, ra ugung dening dewa, ra dewa dening suksma, gumrubyug barate sanga, surak: hi… ye….

    Ketiga:

    lir ilir gumuling, gumulinge sema katon, raga-raga muliya, ulihna dening suksma, ora suksma dening dewa, suraka, surak, hi… ye….

    Keempat:

    kembang kapas sak jeroning kamar, lera. Kelima, wong ayu wong ayu pilisa kunir apu, jelirat-jelirit tak adang dalan prapatan.

    Keenam:

    ijo-ijo klambi gadung layangane jumantara, saya ijo, ijo klambi gadung, layangane gawe brongta.

    Ketujuh:

    Kembang menur mambak-mambak pinggir sumur, dede kembang menur dede kembang menur, widadari saweg pupur, lok-alok, o… se….

    Kedelapan:

    kembang mlati, mambak-mambak pinggir kali, dede kembang mlati, dede kembang mlati, widadari sawet lati, lok-alok, o… se….

    Kesembilan:

    kembang sana mambak-mambak pinggir marga, dede kembang sana, dede kembang sana, widadari saweg usana, lok-alok: o… se….

    Kesepuluh:

    papas-papasan mateng di unduh seg-segan, reg, regan.

    Lagu yang biasa dinyanyikan adalah lagu pertama dan kedua, lagu ketiga sampai sepuluh jarang dinyanyikan dan diganti lagu baru:

    kembang kapas roning kamal, lera lere selak sore dua kali dilanjutkan dutak, dute, anom-anom dasare.

  7. Anak-anak berhenti beberapa saat.
  8. Bernyanyi kembali dengan lagu:

    ni towong, ni towong gayur gayur di nontong, di nontonge temu gendek, iderena neng dondongan, remekena bocah dolan, aja suwe-suwe, dalan mesakake jing pada dolan, suraka, surak: i… ye….

  9. Jika boneka terasa berat maka pinggang boneka di ikat dengan selendang yang dipegang di kiri dan kanannya. Untuk bagian bawah dipegang oleh lima anak.
  10. Boneka akan melompat dan bertambah berat.
  11. Permainan sudah dapat dilakukan dengan beberapa aktivitas. Jika ingin nini towong bercermin anak-anak bernyanyi:

    wis ngilowa, mbok lara lagi busana, wis ngilowa, mbok lara lagi busana, aja lali aja lali pupurira. Jika ingin nini towong makan sirih pinang maka anak-anak bernyanyi wis gantena sedah ayu jambe wangen, wis gantena sedah ayu jambe wangen, aja lali akng sumbaga.

    Jika ingin nini towong mengasuh anak maka bernyanyi

    mesem-mesem mbok lara angemban putra, mesem-mesem mbok lara angemban putra pasrahena dening suksma.

  12. Jika permainan ingin diselesaikan maka nini towong harus dipulangkan dengan bernyanyi:

    bok lara sira muliya, sing nonton wis pada lunga.

    Nini towong akan melompat dan mati.