Kelahiran Kembali Turki/Bab 11
XI
KERUNTUHAN CZARIS RUSIA
CZAR MENGUNDURKAN DIRI—PRANCIS MENGGULINGKAN KONSTANTINUS DI ATHENA—KEMAL MEMBUJUK ENVER UNTUK MENARIK DIRI DARI PERANG—TUJUAN PERANG BARU MR. LLOYD GEORGE DI TURKI—PERJANJIAN INGGRIS-RUSIA TAHUN 1907 DIBATALKAN—PAN-TURANIANISME MULAI BANGKIT USAI KEKALAHAN RUSIA—GENCATAN SENJATA MUDROS MEMBUKA JALAN INGGIRS TERHADAP PERTIKAIAN DI RUSIA.
Usai kepemimpinan Perusahaan Hindia Timur, Pemerintah India telah lama melanjutkan untuk merajut jalinan dekat terhadap rajutan pengaruh Inggris yang menghimpun Teluk Persia yang terkurung daratan. Di Nejd, Koweit dan Mohammerah, sepanjang lebih dari seabad Agen di Bagdad, terdapat penghimpunan benih wirausaha Arabia Britania sebanding dengan wirausaha besar India Britania. Perjanjian Inggris-Rusia tahun 1907 disepakati dan pada 1914 Pemerintah India menghimpun brigade Pasukan Ekspedisioner India “A” untuk Mesir dan Prancis, ke Teluk Persia tempat mereka menyusuri Pulau Bahrein untuk membuat serangan kejut melawan Basra, tempat penting menuju Bagdad. Tak lama setelah perang dideklarasikan, pasukan tersebut dikerahkan secara penuh dan, dengan pengerahan Pasukan Ekspedisioner India “D,” pasukan tersebut semapt bergerak ke Basra yang diduduki dalam tiga pekan. Perwira Politiknya mengadakan pergerakan langsung terhadap Bagdad, namun Pemerintah india langsung mendapatkan tekanan dari London. Namun, Pasukan “D” berhasil dalam pergerakan lamban ke utara melawan oposisi Turki-Jerman sampai pasukan tersebut mencapai Kut-el-Amara.
Pada tahap tersebut, Pemerintah India mendadak bangun dan memerintahkan penindakan besar terhadap Bagdad. Ini beralih menjadi peristiwa yang mengubah seluruh markas operasi Pasukan “D” dari pertahanan untuk serangan, sebuah perubahan yang pasukan kala menghimpun gerakan cepat. Hasil yang didapatkan komando Turki-Jerman di Ctesiphon untuk menggulingkan Jenderal Townshend berbalik ke Kut-el-Amara tempat ia menyerah dan ditahan selama lima bulan kala Pemerintah India meluncurkan kegagalan berturut-turut untuk memulihkannya. Kut-el-Amara akhirnya memutuskan untuk menyerah, Jenderal Townshend dipindahkan ke Konstantinopel selaku tahanan perang, dan Pemerintah India kemudian menggantikan komandonya. Pasukan Ekspedisioner India “D” kini menjadi Pasukan Ekspedisioner Mesopotamia di bawah komando Kantor Perang, walau Pemerintah India mempertahankan komando politiknya pada Sir Percy Cox.
Tak sampai akhir 1916, Kantor Perang siap untuk memulai operasi untuk merebut kembali Kut-el-Amara. Pada akhir Februari 1917, musuh sepenuhnya menarik diri. Kala bangkit usai kekalahannya, Bagdad diduduki pada 11 Maret. Meskipun komando Turki-Jerman membuat upaya berulang untuk merebut kembali kota tersebut, pertahanan Inggrisnya didirikan dan skema Berlin-Bagdad buatan Jerman ditinggalkan di udara.
Pasukan Rusia pada masa itu tak hanya sangat bergerakkan pada provinsi-provinsi timur namun juga menududuki zona mereka di Persia utara dalam pasukan layak untuk menghubungkannya dengan Inggris di Mesopotamia. Sebagian kecil dari mereka bahkan diperkenankan untuk bergerak ke Basra dan bergerak pada perairan Inggris dari Teluk Persia.
Namun pada 12 Maret 1917, Czar mengundurkan diri.
Pada 16 Mei, Kabinet Republikan Kerensky dibentuk di Petrograd, dan Kemenlui Inggris sempat memasuki hubungan dekat dengannya.
Pada 11 Juni, Prancis menggulingkan Konstantinus di Athena, Pemerintah Venizelist yang diberlakukan di Yunani Lama memasuki pernag pada pihak Sekutu, dan bahkan sejak kegagalan kampanye Dardanelles Inggris, terdapat Pasukan Sekutu yang bermarkas di Salonica, tempat penting menuju Kosntantinopel.
Pada Juli, Kerensky memerintahkan Jenderal Baratoff untuk menarik Pasukan Rusia dari tanah Persia. Mereka bergerak dari persia (dengan pengecualian pasukan kecil berani mati yang terus memegang Teheran dengan harapan agar ketegangan di Petrograd kemudian akan berakhir), dan dari provinsi-provinsi timur Kekaisaran Utsmaniyah.
Pada 30 September, Jenderal Mustapha Kemal Pasha yang memegang komandonya atas Angkatan Keenam Belas dalam penyamaran usai perpecahan dengan Falkenhayn terhadap eprebutan kembali Bagdad, membujuk Enver Pasha untuk membuat Rusia meruntuhkan kesempatan penarikan diri dari perang. Gangguan kehidupan ekonomi negara dan drainase tetap terhadap emasnya kepada Jerman dapat dimiliki selain satu ujung, ia tulis dari Aleppo. Bahkan dengan Rusia tersingkirkan, Britania Raya dan Prancis tak dapat terbagi dan mereka tak dapat terpukul. Inggris akan merebut Palestina, akan menghimpun Pemerintah Kristen dengan memegang Terusan Suez, dan akan mengisolasi sisa Kekaisaran dari belahan dunia Islam lainnya—“kebijakan perang suara membuat mungkin lewat pemasukan kami terhadap perang melawan Inggris, kebijakan yang meneruskan arti ketiadaan pandangan kehilangan bagi kami dan kegagalan menandakan kekuasaan Jerman untuk kami…. Falkenhayn berujar berulang kali kepada siapapun yang akan menyimaknya, bahwa ia adalah orang Jerman dan biasanya mula-mula diminati di Jerman. Jika ia dapat merebut Palestina, ia akan menempatkan dirinya sendiri di hadapan dunia dan di hadapan negara kami sebagai salah satu pemenang besar perang. Kami kemudian harus menghilangkan daerah kami sendiri dan pada akhirnya , Falkenhayn akan mengorbankan setiap ounce emas dan setiap prajurit yang dapat ia bawa menyertai kami.” Namun dalam jangka waktu penarikan Rusia, Pan-Turanianisme telah melompat dalam kehidupan baru. Jawaban Enver adalah untuk memberikan komando Falkenhayn terhadap garis depan Palestina dan mengasingkan Kemal, bersama dengan Rauf Bey, kepada Jerman selaku Pangeran Mahkota.
Pada 7 November, revolusi lainnya menggulingkan pemimpinnay di tengah pertikaian pemerintah Kerensky dan Rusia Soviet lahir, diserang sesekali oleh Kemenlu Inggris dengan kebencian yang tak lagi mengerahkan peristiwa penuhnya.
Pada 5 Januari 1918, Mr. Lloyd George, yang kala itu terbatas dari akses menuju Rusia Soviet oleh Selat, dideklarasikan di London: “Walau kami bertempur … untuk mengambil Turki ibukotanya atau lahan yang kaya dan subur dari Asia Kecil dan Trakia, yang umumnya terdiri dari ras Turki…. Mereka tak menentang pengutamaan Kekaisaran Turki di tanah air ras Turki dengan ibukotanya di Konstantinopel.” Deklarasi tersebut ditafsirkan oleh kelompok Oposisi di Konstantinopel, untuk menandakan bahwa Kaisar India, yang dibebaskan dari penahanan Rusianya, berada dalam posisi untuk memperhagaria pemahaman lamanya dengan Khalifah.
Pada 1 Februari, Rusia Soviet membatalkan Perjanjian Inggris-Rusia tahun 1907 dan Kemenlu Inggris “berjabat tangan dengan pembunuhan” untuk menghimpun pengadaan dalam pembatalan tersebut. Namun, Perjanjian 1907 telah bekerja pada pembuahannya. Tak ada yang masih ada dari kemerdekaan Persia selain Shah yang ditahan di Teheran. Kekhalifahan Islam dihancurkan, dan beberapa negara bermunculan dalam keruntuhan yang kini terjadi pada sisa Turki dari Kekaisaran Utsmaniyah.
Pada 2 Maret, Jerman memberlakukan kesepakatan damainya terhadap Rusia Soviet di Brest-Litovsk, memisahkan Ukraina dari Rusia, menghimpun Laut Hitam dalam skema Berlin-Baku-Bokhara (skema Berlin-Bagdad lama telah ditinggalkan di udara lewat penaklukan Bagdad oleh Inggris), dan menyerahkan Batum kepada Turki. Konferensi Turki-Jerman di Trebizond terhadap Laut Hitam dengan cepat memberlakukan kebijakan bersama untuk Trans-Kaukasia, di bawah kesepakatan Baku dinamai sebagai ibukota Negara Trans-Kaukasia baru yang disebut “Azerbaijan,” yang mungkin mengambil nama dari provinsi Azerbaijan di Persia barat laut yang dicetuskan untuk diklaim sebagai irredentum bagi Negara baru tersebut. Pasukan Utsmaniyah, disertai oleh misi militer Jerman, kini tak kehilangan waktu dalam perpindahan ke Baku dan Pasukan Ekspedisioner Mesopotamia Inggris mengerahkan bahan kecil yang disebut “Dunsterforce,” yang dikerahkan di sepanjang Persia pada Tiflis di Trans-Kaukasia. Turki, Jerman dan Inggris bersaing untuk Baku, seluruh ketiganya kini menentukan bahwa Rusia telah jatuh kembali di balik pembatas Pegunungan Kaukasus, yang dipegang olehnya.
Di provinsi-provinsi timur, kekalahan Rusia telah sangat ditinggalkan sebanyak kucing jalanan yang hidup. Di wilayah yang menjadi Trans-Kaukasia Rusia, di luar provinsi-provinsi timur, tiga Pemerintahan kecil dan saling bertikai nyaris remuk bagaikan gabus dalam pertikaian, sebuah Pemerintahan Tartar di Baku dikendalikan oleh Rusia Soviet lokal, Pemerintah Armenia di Eviran dikendalikan oleh brigade-patriot Antranik, dan Pemerintahan Liberal Georgia di Tiflis yang mengkhawatirkan Rusia dan menyinggung Armenia. Pasukan Utsmaniyah mengerahkan jalannya dengan mudah ke Baku. Dunsterforce Inggris mula-mula mencapai kesana baru kala waktu bergerak kembali ke Persia, karena pasukan Utsmaniyah menyerbu kota tersebut yang ditujukan untuk tempat pertahanan, mengusung Pemerintah Azerbaijan mereka, menandatangani perjanjian aliansi militer mereka dengannya, menghimpun partai Federalis Turki dalam dukungannya dan menghimpun tugas pencaplokan seluruh Trans-Kaukasia di bawah kekuasaannya. Membentuk skema Berlin-Baku-Bokhara buatan Jerman, Pan-Turanianisme akhirnya menjadi kenyataan.
Sementara itu pada 3 Juli, Putra Mahkota naik takhta di Konstantinopel. Mohammed Keenam memegang kedudukannya di istana marmer putih Dolma Bagtsche, Bosphorus. Namun, ini bukanlah Turki Lama yang menyerahkannya dengan Pedang Nabi. Alih-alih Mevlevi tchelebi dari Konia, ia didorong oleh sheikh tarekat Senussi besar yang berkedudukan di Jarabub, Sahara. Sebuah kapal selam Jermen ditempatkan olehnya di tempat kosong di pesisir Afrika dan mendaratkannya di Pola. Sepanjang perlintasan, ia mengujarkan salat lima kalinya sehari dalam pengerahan baterai depan, menghadap ke Makkah lewat kompas standar.
Jenderal Mustapha Kemal Pasha yang menjalani banyak waktu dalam setahun dengan berkeliling Jerman dan Austria-Hungaria, kini dipanggil dan diberikan kelompok Yilderim (Angkatan Keempat, Ketujuh dan Kedelapan) di front Palestina. Namun, terlambat. Di antara pengerahan perang dunia yang menghadapi perlawanan dekatnya yang diluncurkan pada September, oleh komando Prancis di Salonica dengan Konstantinopel sebagai tujuannya dan oleh Komando inggris di Palestina dengan Aleppo sebagai tujuannya. Dengan perpecahan besar Jenderal Allenby yang terbentang sepanjang koridor Suriah, Prancis memberlakukan gencatan senjata di Bulgaria dan Pemerintah Enver jatuh di Konstantinopel. Enver Pasha kabur ke Daghestan, seorang Turki muda yang masih dalam penyelarasan terawal dari kehendak Pan-Turanian, dan Oposisi mewarisi sisanya dengan ibikotanya dihimpun oleh garisun Jerman dan jari Prancis mencapainya dari Maritza.
Namun, roda besar berputar dan berhenti. Dari komando Prancis dengan Yunani Lama, Pemerintahan Izzet baru di Konstantinopel tak dapat diharapkan. Dari Kaisar India, yang kabur dari cengkeraman Rusianya, ia memiliki segala hal yang dapat diharapkan. Diam-diam dalam rangka tak memprovokasi Jerman untuk aksi balasan, Pemerintahan Izzet tak kehilangan waktu dalam mengerahkan Jenderal Townshend yang masih menjadi tahanan perang di Prinkipo, ke kepala Panglima AL Inggris di Pelabuhan Mudros di luar Selat. Rauf Bey, Menteri Kelautan dalam Kabinet Izzet, disertai dalam kerahasiaan dengan dua kolega. Jika misi mereka sukses, garisun Jerman di Konstantinopel akan berkonfrontasi dengan fakta yang menyertai.
Dalam kabin H. M. S. Agamemnon, kapal bendera Laksamana Calthorpe di Pelabuhan Mudros, Rauf menjelaskan program Pemerintahan Izzet dengan tujuan gencatan senjata: (1) pemulangan pemahaman yang Khalifah dan Kaisar India nikmati sampai 1907; (2) otonomi untuk Arab di bawah kedaulatan Khalifah; (3) pengakuan pembatalan Kapitulasi; dan (4) pertolongan keuangan temporer, jika dibutuhkan. Laksamana Calthorpe hanya berujar bahwa Selat tak dibatasi dan jalan menuju Rusia Soviet dibuka. Karena untuk Pan-Turanianisme, ini dapat menghimpun pemanfaatan dalam pemegangan Rusia di balik pembatas Pegunungan Kaukasus. Klausa 11 dari gencatan senjata Mudros menjelaskan sebagai berikut: “Penarikan langsung pasukan Turki dari Persia Barat Laut ke belakang garis depan pra-perang telah diperintahkan dan akan dilaksanakan. Bagian Trans-Kaukasia telah diperintahkan untuk dievakuasi oleh pasukan Turki, sisanya dievakuasi oleh Sekutu usai mereka mengkaji situasi disana.” Klausa 15 menambahkan: “Sekutu mengendalikan perwira yang ditempatkan pada seluruh jalur kereta api, termasuk bagian jalur kereta api Trans-Kaukasia yang kini berada di bawah kendali Turki, yang harus ditempatkan dalam pengadaan bebas dan lengkap dari otoritas Sekutu, karena ketonjolan diberikan kepada kebutuhan penduduk. Klausa tersebut untuk meliputi pendudukan Batum oleh Sekutu. Turki takkan menghimpun tantangan keapda pendudukan Baku oleh Sekutu.”
Sehingga “pertikaian antara Sekutu dan Turki” terhenti “dari siang, waktu lokal, pada Kamis, 31 Oktober 1918.” Selat tak dibatasi dan kala jari Prancis mendekati Konstantinopel, jari Inggris nyaris mendekati mereka. Jenderal Franchet d’Esperet berbagi komandonya dengan Jenderal Milne. Antara barisan bayonet Inggris dan prancis, garisun Jerman berkirab menuju ibukota dan Turki menyadari bahwa Kaisar India sekali lagi menjadi teman Khalifah. Armada Sekutu, yang kemudian diperkuat oleh kebanyakan Armada Besar Inggris dari Laut Utara, berlayar dari Dardanelles dan berlabuh di Bosphorus. Kapal-kapal tempur Yunani mengikuti mereka, berlabuh di bawah jendela istana Dolma Bagtsche, dan Khalifah Utsmaniyah, untuk memancarkan dirinya penglihatan menyakitkan, dipulihkan di Yildiz Kiosk yang selama tiga puluh dua tahun telah menjadi rumah persinggahan Abdul Hamid. Dengan Rusia Liberal dihancurkan, Gereja Inggris kemudian mengalihkan pendirian teologinya dengan Gereja Ortodoks dari Patriarkat Moskwa ke Phanar di Konstantinopel. Lima abad sejarah nyaris ditulis ulang dan Yunani Utsmaniyah di ibukota, keluar dari kebungkaman mereka, mengangkat topi Barat dalam mengangkut kebahagiaan terbesar. Sisa Armenia Utsmaniyah melakukan hal yang sama; baik Kekaisaran Utsmaniyah dan Rusia dihancurkan dan tidak ada (selain sepuluh abad sejarah) yang kini tersisa untuk mencegah pemulihan Kerajaan abad pertengahan Armenia.
Namun, ibukota Utsmaniyah kekurangan basis suplai untuk Denikin. Dengan komando Inggris-Prancis dalam kendali kota besar, Rusia pada akhirnya mulai memasuki Konstantinopel—Slav besar berseragam yang telah menyematkan Inggris pada lutut mereka pada 1907, orang bermata sipit yang sempat meraja di Kafiristan, kini merana mencari kerak di selokan Galata.