Kelahiran Kembali Turki/Bab 14
XIV
SMYRNA, 1919
KEMAL KEMBALI KE KONSTANTINOPEL—KEBINGUNGAN TURKI DI IBUKOTA—TURKI BERTANYA TERHADAP MANDAT AMERIKA—BAGAIMANA KEMAL DAN RAUF BEY MASING-MASING PERGI KE SAMSUN DAN SMYRNA—PROGRAM PONTUS YUNANI—PENDUDUKAN SMYRNA OLEH YUNANI—TURKI KEMBALI BERPERANG.
Perpecahan besar di Palestina telah mendorong Mustapha Kemal Pasha kembali ke Adana di Kilikia, tempat telegram sifer dari Konstantinopel menyatakan padanya bahwa Rauf Bey berada pada perjalanannya ke Mudros untuk menandatangani gencatan senjata dengan Inggris. Ini adalah akhir dunia bagi Kemal.
Ia kembali ke ibukota untuk mendapati komando Inggris-Prancis yang bertempat di Pera dan seluruh wilayah Konstantinopel di bawah penduduk militer efektif. Taka da dari dua puluh lima klausa gencatan senjata Mudros nampak memerintahkan pendudukan semacam itu. /satu-satunya penyebutan Konstantinopel yang muncul dalam gencatan senjata tersebut adalah penjelasan dalam klausa 4 bahwa tahanan perang Sekutu dan tahanan Armenia “dikumpulkan di Konstantinopel dan serahkan secara tak terkondisional kepada Sekutu.” Sekutu “memakai seluruh kapal memperbaiki fasilitas di seluruh pelabuhan dan galangan kapal Turki” dicantumkan dalam klausa 9 dan klausa 11 menyatakan bahwa “telegrafi nirkabel dan stasiun kabul dikuasai oleh Sekutu, pesan-pesan Pemerintah Turki dikecualikan.” Sesuai dengan klausa tersebut, para perwira Sekutu ditugaskan ke seluruh pelabuahn Turki untuk keperluan kontrol dan intelijensi. Klausa 21 menjelaskan bahwa “perwakilan Sekutu diserahkan kepada Kementerian Suplai Turki dalam rangka mengamankan kepentingan Sekutu,” namun sorotan perwakilan Sekutu tak nampak tak lebih dari sinonim untuk pendudukan militer ketimbang pemakaian kapal perbaikan fasilitas atau kontrol stasiun nirkabel dan kabel.
Pendudukan Sekutu terhadap Batum dicantumkan dalam klausa 15 dan pendudukan Sekutu terhadap Baku disebutkan. “Pendudukan Sekutu terhadap benteng-benteng Dardanelles dan Bosphorus” secara khusus tercantum dalam klausa 1, namun apakah kawasan Pera di Konstantinopel merupakan salah satu “benteng Dardanelles dan Bosphorus”? “Mengamankan akses ke Laut Hitam” dicantumkan dalam klausa 1 dan klausa 7 memberikan Sekutu “hak untuk menduduki titik-titik strategis apapun dalam kejadian situasi yang timbul mengancam keamanan Sekutu.” Namun tak ada situasi semacam itu yang timbul di Konstantinoepl dan sulit untuk membayangkan bagaimana ini dapat dimbul dengan ibukota terbaring di bawah meriam-meriam sebesar armada kapal tempur sebagaimana yang dikerahkan di Bosphorus. Adalah benar bahwa penampilan sebenarnya pasukan perang sekutu di lepas kota sangat berdampak pada minoritas Yunani-nya sebagaimana untuk mengirim nyaris situasi paling meledakkan, kala Rauf Bey telah memperingatkan Laksamana Calthorpe di Mudros. Namun, pendudukan militer nampak merupakan persoalan yang sanagt berbeda dari pendaratan pasukan temporer untuk mempertahankan orang-orang Yunani. Adalah benar juga bahwa Konstantinopel merupakan basis suplai bermanfaat bagi Denikin, sehingga keputusan gencatan senjata Mudros berada dalam keadaan hitam-putih, dengan tanda tangan Laksamana Calthorpe tertera padanya, dan mereka tak nampak membuat pendudukan Sekutu terhadap ibukota menjadi pengesahan hukum.
Rauf Bey membuat penjelasan kepada Laksamana Calthorpe di Mudros bahwa bukan Pemerintah Utsmaniyah yang dapat mengajukan perombakan Kapitulasi tersebut. Di bawah pendudukan, Sekutu memberlakukannya ulang. Tak ada Pemerintah Sekutu yang mengakui pembatasan mereka, namun gencatan senjata Mudros merupakan instrumen militer dan bukan instrumen sipil. Di bawah hukum militer, pasukan pendudukan hanya diwajibkan untuk memngurusi badan hukum dan pemanfaatan sipil musuh yang ada, menunda peniadaan permanen terhadap wilayah pendudukan musuh dalam kesepakatan perdamaian. Gencatan senjata Mudros tak berisi penyebutan Kapitulasi atau masalah sipil lainnya pada masalah antara Pemerintah Sekutu dan Pemerintah Utsmaniyah, dan perombakan ulang pada saat gencatan senjata tak nampak menjadi proses hukum.
Kala Mustapha Kemal Pasha mencapai ibukota, ia mendapati bahwa Parlemen telah ditiadakan, Pemerintahan Izzet jatuh, dan Damad Ferid Pasha telah dikirim oleh Sultan untuk membentuk Pemerintahan baru. Sultan telah meninggalkan Dolma Bagtsche ke rumah Abdul Hamid di Yildiz Kiosk, dan reformasi yang disuarakan sebagaimana Revolusi Turki Muda tahun 1908 telah sukses dalam membuat Sekutu tak secara cepat dibuat. Pada zaman keemasannya, Kekaisaran Utsmaniyah sangat toleran, namun pada dua abad terakhirnya, kesekaratan imperialisme Kristen di Barat telah mengalihkan toleransinya menjadi racun dan sejak 1908 komunitas Kristennya sendiri telah menolong mempertahankan racun tersebut beredar pada penglihatannya. Pendudukan militer Kristen kini merasuk kembali sebagaimana banyak racun yang telah berhasil dirasukkan, dan ini di ibukotanya, jantung negara tersebut.
Dengan Parlemennya ditiadakan dan persnya diatur oleh penyensoran militer, wacana Turki mengalami ketiadaan pemimpin dalam penyamaan. Partai-partai oposisi terdera pada masa perang dan Pemerintahan Enver memecah Oposisi yang Pemerintah Damad Ferid tak lagi beri kepercayaan. Intrik tiga Sekutu, yang masing-masing menanamkan dukungan Turki, ditambahkan pada kepercayaan tersebut. Para pemburu konsesi Barat dan Levantinisme yang dengan menduduki ibukota, meraih sejumlah uang pada peristiwa tersebut.
Di sepanjang nuansa tanpa kasih tersebut, perpecahan Phanar dengan Pemerintah Utsmaniyah terasa seperti petir. Rauf Bey menyerah di Mudros kepada Kaisar India yang membersihkan sekutu Rusianya, namun kini menjadi nampak bahwa Pemerintahan Venizelis di Athena berhasil untuk menggantikan entente Inggris-Rusia yang dikosongkan Rusia. Rauf telah memohon kepada Laksamana Calthorpe untuk aliansi Inggris-Turki, namun kini nampak bahwa tak ada aliansi semacam itu yang akan dicapai dan dengan mudah membayangkan apa dampak situasi menekan tersebut, jika ini benar-benar datang pada mereka, telah terjadi pada Turki di ibukota. Phanar kini secara terbuka telah menjadi musuh di Stamboul sendiri, garda Turki di masjid besar Ayiah Sophia sangat dikerahkan, dan garda Prancis mengangkat senapan mereka di luar masjid tersebut.
Turki yang terserang panik, masih berpikir akan kesepakatan Kekaisaran, masuk terbutakan pada kolom-kolom jatuh yang besar di sekitaran mereka, meluncurkan Liga Wilsonian mereka sebagai pengajuan untuk teman-teman baru. Amerika Serikat tak mendeklarasikan perang nmelawan mereka. Pemerintah Enver telah memutus hubungan diplomatik kala Washington bergabung dengan Sekutu, namun pemutusan tersebut tak berlangsung terus menerus. Laksamana Muda Mark L. Bristol, U. S. N., seorang perwira AL pada penugasan Kemenlu, telah menduduki Kedubes Amerika di Pera selaku Komisioner Tinggi, membatasi komunikasinya dengan Pemerintah Utsmaniyah pada perantara Legasi Swedia yang menunda kelanjutan hubungan diplomatik. Koloni besar Amerika menyusulnya ke Konstantinopel, bagian dari mereka orang bisnis yang hadir menjadi singgah di bawah naungan ledakan dalam mematerialisasikan, bagian dari mereka para pekerja pemulihan yang mendapati kejutan mereka bahwa Turki memiliki jumlah mata, telinga, kaki dan tangan yang sama dengan yang mereka miliki. Beberapa koloni Amerika yang Laksamana Bristol menjadi kepalanya, menyediakan penjelasan singkat dari aspek yang lebih ringan. Sseluruh jenis Amerika kami diwakilkan di Konstantinopel—uskup-uskup yang bernapas dalam: gubernur-gubernur apostolik Kansas: para pekerja “Y” yang diberi nama adalah Fred, Henry dan Dick: orang bisnis yang mengenal apa yang mereka inginkan dan tak dapat memberikannya: atase Kedubes benar dan resmi: misionaris tua dengan hati retak dan bibir tipis: pelaut yang dikerahkan dari Mersina, diminyaki dan diledakkan kembali ke Samsun: para pekerja Near East Relief autobiografi dan muda: para presiden kolese yang tinggal lama di wilayah tersebut dan menyoroti soal Kapitulasi: misionaris wanita muda dengan pernyataan sederhana nan manis tentang “kekasih Inggris”: dan “komisoner” kuat Near East Relief tentang “perjalanan inspeksi” yang dipelajari dari Yunani dan Armenia yang buruknya mereka katakan kepada Turki sangatlah benar. Pada puncak dari mereka semua adalah Laksamana Bristol, diperalati dengan flotilla penghancur Amerika dan ditugasi dengan pertahanan kepentingan Amerika di Kekaisaran Utsmaniyah. Ia menikmati apa yang mungkin posisi Amerika paling sulit di seluruh Eropa dan di dalamnya ian menyediakan dirinya menara kekuatan Amerika.
Koloni tempat ia menjadi kepalanya terbagi dalam dua jenis, sosok bisnis Amerika yang melirik Kedubes Amerika untuk kepemimpinan mereka, dan misionaris Amerika, pekerja pendidikan dan pemulihan yang tak hanya melirik untuk Kedubes Amerika namun kepada Inggris dari Kemenlu di london diturunkan kepada AD Inggris di Pera tanpa menghimpun diri mereka sendiri sesering mereka dapat lakukan agar AD Inggris, kala salah satu pasukan paling menonjol mereka, peminatannya sendiri, dan dengan sangat benar, dalam perdamaian Raja dan dalam tanpa perdamaian lainnya.
Dalam ketiadaan Parlemen untuk berbicara pada waktu itu, sejumlah Turki berpengaruh di ibukota membentuk diri mereka sendiri menjadi delegasi dari Liga Wilsonian dan memohon diri mereka sendiri pada awal 1919 untuk menerima mandat Amerika atas seluruh negara, menyediakan istilah pasti, yang dijalani lima belas atau dua puluh tahun, sesuai dengan namanya. Permohonan tersebut diajukan kepada Laksamana Bristol dan dimajukan olehnya ke Washington. Jika mandat semacam itu takkan menerapkan Westernisme Empat Belas Poin ke kasus Turki, ini menjadi alasan, ini setidaknya akan menyediakan waktu kepada Turki yang mereka butuhkan untuk menghimpun posisi mereka.
Dengan wacana sipil Turki kini terhimpun nyaris pada sifat Parlemen yang terus Pemerintah Damad Ferid menyangkalnya, opini militer Turki tak kehilangan waktu dalam menghadapi secara radikal situasi baru yang memutus Phanar dengan Porte telah dipersiapkan. Staf Umum mengerahkan unsur pergerakan reformasi pada 1908 dan melakukannya lagi pada 1919. Di dalam lingkar bayonet Inggris, provinsi-provinsi Asia Kecil beralih kehilangan semi-kemerdekaan dan dengan cepat dilucuti. Angkatan Ketiga, yang kekurangan personil dan perlatan, telah diijinkan oleh Sekutu untuk memarkaskan dirinya di Sivas dan menghimpun organisasi kerangka disana untuk keperluan gendarmerie. Secara serupa, Angkatan Kesembilan menghimpun bentuk kerangka di Erzerum di provinsi-provinsi timur, dan para pengungsi Turki bergerak secara lambat kembali ke provinsi-provinsi bungkam dan terbuang tersebut dan bahkan meneruskan tenor kehidupan mereka. Pengungsi Yunani kembali ke Smyrna dan Samsun, sebuah peristiwa yang masih tanpa arti bukan Patriarkat Oekumenikal yang menjadi komunikan orang-orang Yunani tersebut, menjadi pertikaian terbuka.
Staf Umum mengerahkan para agen diam-diam ke provinsi-provinsi timur untuk pembentukan komite pertahanan lokal. Di bawah pendudukan militer Sekutu, Patriarkat Armenia di 21 Rue de Brousse di kawasan Pera di ibukota, secara terbuka telah menaungi program komite kemerdekaan lama. Blok Parlementer Armenia lama tak menyelamatkan perpecahan Kekaisaran dan kelompok aneksasionis Rusia lama mengalami akhir serupa dengan perpecahan Czaris Rusia. Kemerdekaan Rusia dan Turki nampaknya telah menjadi program Armenia dan harapan realisasinya terhimpun pada Pemerintahan Inggris dan Amerika Serikat. Inggris telah memanifestasikan perhatian terhadap Armenia pada sejumlah kesempatan, dan dua organisasi bekerja di Amerika Serikat, Armenia-America Society yang berkaitan dengan Near East Relief, dan Komite Kemerdekaan Armenia yang mewakili sayap ekstrim wacana Armenia. Pekerja pemulihan Amerika di Republik Armenia Erivan di Trans-Kaukasia mendorong pemulangan pengungsi Armenia ke provinsi-provinsi timur, tempat mereka lama memegang klaim tunggal Czarist Rusia untuk campur tangan dan kemudian aneksasi. Melawan pergerakan ini, Staf Umum bersiap ke provinsi-provinsi timur. Kiazim Karabekr Pasha, panglima Angkatan Kesembilan di Erzerum, memiliki sejumlah besar persenjataan di pengerahannya, beberapa dikerahkan oleh pasukan Utsmaniyah yang menarik diri dari Mesopotamia dan beberapa digali dari depot-depot Rusia yang dihimpun di pegunungan.
Namun, Perpecahan Phanar dengan Porte menjadi perkembangan baru melawan Staf Umum yang tak membuat persiapan. Rauf Bey menandatangani gencatan senjata di mudros dengan Kekuatan Sekutu, namun tak adan gencatan senjata yang ditandatangani dengan komunitas Rûm dan Ermeni. Jika perang kini berkembang terhadap Ermeni, tindakan akan diambil tanpa penundaan. Sehingga, ini ditentukan pada pengerahan Mustapha Kemal Pasha dan Rauf Bey masing-masing ke Samsun dan Smyrna, untuk membentuk komite pertahanan lokal dan bertemu di Sivas kala Kemal mengambil alih pemerintahan Asia Kecil. Atad sasar komite pertahanan, partai politik baru dibentuk yang harus mendorong Pemerintah Damad Ferid untuk menghimpun ulang Parlemen dan memperkenankan negara tersebut untuk menghimpun masa depannya. Permulaan aprtai semacam itu ada di ibukota, namun Liberal Nasional baru secara alamiah memimpin keberadaan rahasia di bawah pendudukan militer Sekutu dan tak sampai Kemal mulai membangun organisasi partai di Asia Kecil yang secara terbuka mereka menjadi Nasionalis.
Penyerahan senjata kepada Sekutu berlanjut, dan dalam laporannya kepada Kantor Perang Inggris tentang peristiwa di Turki dari waktu gencatan senjata Mudros sampai penandatanganan Perjanjian Sevres, Jenderal Milne diuji kejujurannya dengan pelucutan yang dilakukan pada waktu pendudukan Smyrna oleh Yunani. Komite pertahanan tak diarahkan melawan Sekutu. Pasukan sekutu besar dan kecil, bahkan perwira sekutu sendiri, bergerak secara bebas di sekitaran negara tersebut. Program politik yang dihimpun oleh Kemal, yang ditujukan untuk melawan Pemerintahan Damad Ferid, program militernya melawan pemisahan negara tersebut selaras dengan Yunani dan Armenia. jika komunitas Rûm dan Ermeni dari Kekaisaran lama mengupayakan transfer kehidupan komunitas bersejarah mereka dari dasar keagamaan ke dasar kewilayahan, komite pertahanan akan menghimpun jawaban Turki.
Program tersebut berkembang dengan sangat rahasia, sejak pendudukan Sekutu telah menghimpun mata-mata lain di ibukota melebihi Abdul Hamid yang pernah dikerahkan dalam masa-masa akhirnya. AL Utsmaniyah dikerahkan di Tanduk Emas, ini adalah materi mudah untuk mengerahkan Rauf Bey ke Smyrna. Ia meninggalkan Konstantinopel pada awal Mei 1919. Namun, Kemal Pasha merupakan perwira AL senior dan di bawah perintah Kantor Perang Utsmaniyah. Ini menganggap bahwa Pemerintah Damad Ferid takkan menentang pengerahan utama keberadaannya, namun keefektivannya di Asia Kecil bergantung pada otoritasnya. Ia kemudian dikirim sebagai Inspektur-Jenderal yang menghimpun kekuatannya yang ditunjukkan padanya serta mereka dirancang oleh Staf Umum. Di sebuah ruangan di Kantor Perang, Kemal menjalani tiga jam “pengkoreksian” mereka, sampai mereka memberdayakannya dengan otoritas untuk bertindak dalam setiap keadaan yang dapat timbul. Sehingga pada “pengkoreksian” tersebut, mereka ditempatkan di samping Menteri Perang Damad Ferid dan ditandatangani tanpa dibaca. Salinan-salinan duplikat, yang bergantung pada para panglima bawahan di Asia Kecil, ditandatangani oleh para anggota Staf Umum. Dengan diperalati, Mustapha Kemal Pasha meninggalkan Konstantinopel ke Samsun sehari setelah Rauf Bey pergi ke Smyrna.
Kemal mendapati pengerjaan Inggris di jalanan Samsun dan perwira kendali inggris di kota tersebut dengan penanganan pasukan India. Yunani dikerahkan dan didorong ke desa-desa di wilayah pelosok. Sebuah proyek yang sedang berjalan untuk pengerahan littoral Laut Hitam, termasuk pelabuhan-pelabuhan Samsun dan Trebizond, dari sisa Kekaisaran dan pendiriannya sebagai Negara Yunani merdeka dengan nama Pontus. Jika program Pan-Hellenik di Konstantinopel memutuskan untuk menulis ulang lima abad sejarah, jika program Armenia di provinsi-provinsi timur dicetuskan untuk dikerjakan sepuluh abad, program Pontus juga dicetuskan untuk dihimpun separuh abad. Namun, ini akan sulit untuk dijadikan adil untuk membenarkan tiga program tersebut lewat standar penerapan yang biasanya diterapkan pada politik, untuk kekuatan mereka terhimpun di luar wilayah politik. Pada 1919, kami berdiri dalam keberadaan dunia Kristen, terhampar dengan berabad-abad Bizantinisme, yang mencetuskan untuk menghimpun kesalahan di Turki agar kemudian menyalahkan Islam.
Di sepanjang Turki, ini telah lama menjelaskan bahwa Kekaisaran lama dikecam tanpa dapat menghimpun dirinya dari dasar pemakaian agama. Upaya dibuat pada 1908 pada tugas pasti terhadap penghimpunan agama dan politik. Ini gagal karena baik Turki lama maupun komunitas Kristen aakn memperkenankannya untuk meneruskannya. Kristen dan Islam nampak tak beriringan. Turki, Yunani dan Armenia menghimpun diri mereka sendiri pada tali mati keagamaan yang Turki Muda gagal untuk memutuskannya pada 1908. Pada 1919, Yunani dan Armenia bersiap untuk menghimpun teokrasi Krsiten baru di atas puing-puing teokrasi Muslim lama. Komunitas Rûm dan Ermeni terhimpun secara berkesinambungan pada hak komunitas penuh mereka usai 1908. Pada 1919, perpecahan Kekaisaran membuat kemungkinan peralihan komunitas mereka, dengan keadaan dunia Kristen, dari keagamaan lama mereka, ke dasar kewilayahan baru.
Kemal berjalan ke perbukitan di balik Samsun. Di bawah langit biru musim semi Anatolia, ia melakukan perjalanannya dari desa ke desa. Ia mencapai Sivas tempat Kolonel Rafet Bey mengkomandoi kerangka Angaktan Ketiga, dengan rumor bahwa Britania Raya telah memberikan Smyrna kepada Yunani dan bahwa pelabuhan laut terbesar di Asia Kecil tersebut telah menjadi tempat pembantaian oleh pasukan Yunani. Telegram kepada Angora tempat perwira kendali Inggris meraih munisi penyerahan di bawah gencatan senjata Mudros, membawa penyangkalan. Namun rumor berkembang. Apa yang ditujukan untuk kisah pembantaian dan pelarian warga sipil Turki dari prajurit Yunani di pelosok Smyrna, menyertainya. Perwira kendali Inggris di Angora menyangkalnya lagi, menyatakan fakta bahwa gencatan senjata ditandatangani oleh Pemerintah Inggris dan bukan pendudukan Smyrna oleh Yunani memungkinkan tanpa perhatian Inggris. Namun, telegram kemudian mencapai Sivas dari Kantor Perang Utsmaniyah di Konstantinopel, mengumumkan bahwa Smyrna telah diduduki oleh Yunani dan bahwa Laksamana Calthorpe menaungi pendudukan tersebut. Para perwira kendali Inggris di sepanjang jalur kereta api kabur ke Konstantinopel sesekali dan kebanyakan dari mereka beruntung dapat mencapai tempat tujuan mereka.
Sementara itu, Rauf Bey mencapai Smyrna pada 13 Mei. Pada 14 Mei, Laksamana Calthorpe memasuki teluk dengan skuadron AL Sekutu dari Konstantinopel. Para perwira kendali Sekutu di pesisir diperintahkan untuk melucuti garisun utsmaniyah dan menahannya ke barak-baraknya. Pada pukul 6:30 sore, Laksamana Calthorpe mengumumkan bahwa kota tersebut akan diduduki oleh pasukan Sekutu keesokan paginya. Rumor menyatakan bahwa pasukan yunani dipakai untuk membawa pengulangan pengumuman bahwa pasukan Sekutu akan menduduki kota tersebut. Namun, rumor tersebut meredam dan kala malam datang, penduduk wilayah Turki menarik diri ke puncak bukit di balik kota dan berkumpul di sekitaran api unggun dalam pertemuan protes sepanjang malam.
Pada pukul 7 pagi esok harinya, garisun Utsmaniyah telah menarik diri ke barak-baraknya. Pada pukul 10, marinir Inggris dikerahkan dan menduduki kantor-kantor telegraf, dan pasukan Yunani mendarat dari angkutan mereka. Mereka mula-mula berkirab ke Konak, kursi pemerintahan provinsional, dan menduduki bangunan di tengah-tengah tempat pembangunan yang tak dapat atau takkan dikendalikan penglima Yunani. Dari Konak, mereka berkirab ke barak-barak dan baku tembak mulai berpuncak pada barak-barak dengan senapan mesin. Di barak dan termpat lainnya, di Kota Smyrna dan pelosok dalamnya, pembunuhan berlanjut berhari-hari. Sebanyak dua kali, Rauf Bey dilampaui oleh pergerakan Yunani cepat dan kabur menjauh ke pelosok. Peristiwa dapat atau tidak dapat beralih secara berbeda jika Rauf mendarat di Smyrna sebulan sebelum ia melakukannya, namun satu alasan untuk kekurangan pertahanan Turki di Smyrna adalah alasan sederhana bahwa tak ada waktu dalam memeprsiapkan pertahanan.
Ini adalah kabar buruk yang didapatkan oleh Rauf sepanjang pelosok kala ia meneruskan perjalanannya untuk bergabung dengan Kemal di Sivas. Ia lebih berdampak pada Turki bahkan ketimbang penjarahan Armenia di Van bedampak pada mereka, karena pada 1915 Pemerintah Enver setidaknya tidak dipersenjatai. Bahkan di Konstantinopel sendiri, wacana Turki menjadi sangat merasuk melawan Pemerintahan Damad Ferid agar meriam-meriam mesin dikerahkan di Jembatan Galata dan Komisioner Tinggi Sekutu akhirnya memutuskan untuk mengerahkan Komisi antar-Sekutu, yang dikepalai oleh Laksamana Bristol, untuk menghentikan pembunuhan di balik Smyrna. Komisi Bristol merancang laporan panjang yang mengesahkan tanggung jawab langsung untuk perkara Smyrna, dan Mr. Lloyd George menekannya atas tuntutan Mr. Venizelos. Lewat penekanan semacam itu, legenda-mastir Kristen Timur Dekat bertumbuh.
Pendudukan Yunani terhadap Smyrna mengejutkan dunia, dari perbukitan belakang Jawa sampai kota-kota Amerika Serikat. Diturunkan di kokpit Turki, Pemerintah Damad Ferid menjadi boneka Sekutu, Mustapha Kemal Pasha membawa kerangka Angkatan Ketiga turun ke Amasia untuk mencegah pendaratan Yunani serupa di Samsun, sebuah front tempur Turki bertindak melawan Armenia yang berkumpul di bawah naungan Inggris-Prancis di Kilikia, dan Kiazim Karabekr Pasha bergerak ke balik pintu menuju Asia Tengah melewati Republik Armenia Erivan di Trans-Kaukasia. Di Amerika Serikat, pers keagamaan membuka kolomnya untuk setiap dkawaan kejahatan melawan Turki yang pikiran Yunani dan Armenia dapat lakukan. Di India, Muslim-Muslim taat mulai bergerak menyeberangi garis depan barat laut menuju Afghanistan, kebur dari Pemerintah inggris di Delhi dengan motif serupa dengan para Bapa Ziarah yang sempat kabur dari Inggris. Bergerak ke pelosok Smyrna, Barat berdiri dengan bidikan bayonet, mengkonfrontasikan Timur yang banyak dilucuti.
Nampak tak dipertanyakan bahwa tak ada klausa gencatan senjata Mudros memerintahkan Sekutu untuk menduduki Smyrna. Satu-satunya klausa yang mungkin dimajukan untuk menaungi pendudukan tersebut, adalah klausa 7 yang memberikan Sekutu “hak untuk menduduki titik strategis manapun dalam peristiwa situasi yang mengancam keamanan Sekutu.” Tak ada perwira Sekutu yang dikerahkan ke Smyrna pernah mengklaim bahwa situasi yang ada disana yang bahkan mengancam keamanan mereka sendiri, untuk berujar tidak ada keamanan Sekutu. Mustapha Kemal Pasha di Sivas menafsirkan pendudukan tersebut sebagai pelanggaran gencatan senjata oleh Sekutu sendiri dan sehingga menganggapnya tak lagi mengikat. Penyerahan munisi kepada Sekutu langsung terhenti. Petani Anatolia meninggalkan tanaman yang ditumbuhkan oleh mereka dan dengan murka berbalik untuk berperang.