Kelahiran Kembali Turki/Bab 20

XX

MASALAH NYATA NASIONALISME TURKI

PERMULAAN EKONOMI DI NEGARA TURKI BARU—​MUSTAPHA KEMAL PASHA MEMBUKA KONGRES SMYRNA—PENYERAHAN CHESTER SEBUAH LANGKAH DARI IMPERIALISME MENUJU HUKUM.

Kala program Erzerum dilakukan untuk negosiasi di Lausanne, Mustapha Kemal Pasha tak kehilangan waktu dalam membagi jalan perdamaian tenaga dengan yang nasionalisme Turki telah re-mobilisasi dan persenjataan ulang pasukannya. Untuk pembangunan tradisi ekonomi Barat dan baru dengan menerapkan traidis militer Timur dan lama yang telah lama mengkhaskan negaranya, Pemerintah Turki baru juga telah melandaskan fondasinya. Ini ditimbulkan dari pengeluaran ulang kertas, mendorong dirinya untuk pemakaian uang kertas yang dikeluarkan oleh Pemerintah Utsmaniyah lama pada masa perang. Secepat uang kertas tersebut diberlakukan, uang-uang kertas tersebut dikirim ke markas besar kepengurusan Utang Masyarakat di Konstantinopel untuk ditukar dengan kertas-kertas kosong. Tak seperti sejumlah Pemerintahan Eropa pasca-perang, ini dipicu dari keuangannya sendiri dengan memakai pers cetak selain jasa pengabdiannya sebetulnya dihimpun oleh unsur primitif negara tersebut yang memerintah. Sebuah negara yang dapat mempertahankan rekuisisi empat puluh persen sangat dibutuhkan untuk memakai pers cetak. Jika banyak pegawai kecil dan prajuritnya tak pernah sampai hari gajian, bukan uang yang didapatkan mereka dalam kesendirian pahit Angora. Para deputi dalam Majelis dibayarkan dari Evkaf (pemberian keagamaan Muslim) di dapil-dapil mereka. Mustapha Kemal Pasha sendiri dibayar £T300 sebulan, sebuah gaji yang menjadi kekuatan bayarannya di Asia Kecil saat ini, sekitara dengan sekitar £T75, atau $375, pada masa sebelum perang. Biaya hidup telah sangat meningkat di Asia Kecil namun tak setinggi di Barat. Unta yang sebelum perang dapat dibeli seharga £T25 emas, kini harus dibayar dengan uang kertas senilai £T100.

Emas telah sepenuhnya lenyap dari peredaran, kebanyakan lari ke Jerman pada masa perang. Terdapat sedikit nikel yang beredar, namun pada prakteknya seluruh transaksi di Asia Kecil, walau kecil, ditukar dengan uang kertas. Pada masa itu, Pertempuran Sungai Sakaria terjadi dan dimenangkan, Pemerintah telah mengumpulkan simpanan emas yang bernilai sekitar £T1.000.000 (setara $5.000.000) di Utsmaniyah dan koin emas lainnya dan sekitar 200 kilo emas batang. Perdagangannya telah dihancurkan, populasinya terpecah, diwarnai dengan wilayah yang mengalami kekeringan besar di “Pontus,” Kilikia, provinsi-provinsi timur dan belakang Smyrna. Posisi keuangannya nyaris selambat yang dapat dibayangkan, namun harus menunjukkan bahwa kelambatan tersebut sebagai posisi keuangannya yang terdengar. Fondasinya baik, dan satu-satunya pertanyaan yang menyertainya adalah jangka waktu struktur ekonomi yang dihimpun sendiri oleh Turki dapat dibangun terhadapnya.

Peniadaan Kapitulasi pada 28 September 1914, telah menurunkan tarif cukai atas pemerintah dan kala Angora mewarisi tumpukan utang dan ketiadaan perkembangan yang telah menjatuhkan Konstantinopel, tarif cukai meningkat dari lima menjadi lima belas kali lipat atas tarif Kapitulasi lama. Ini utamanya dilakukan untuk tujuan perlindunga. Terkait perang yang diperkenankan, perkembangan industri rumahan menurun cepat. Diyakini, satu alasan kenapa kalpan kulit lembu digantikan di Turki baru dengan fez Utsmaniyah lama, adalah fakta bahwa fez dibuat di Austria. Walaupun ini memberikan pendapatan kepada Pemerintah yang dikatakan sejumlah £T4.000.000 setahun pada suatu waktu kala ini membutuhkan setiap potong yang dapat dipegangnya pada, pelarangan seluruh negeri yang disetujui tak lama usai Majelis Nasional Besar yang diadakan di Angora.

Sejak Asia Kecil berada dalam bagian besar wilayah pertanian, rencana ekonomi pertama pemerintah ditujukan pada pengembangan pertanian, dan sebuah skema dihimpun di bawah permesinan kebun dijual di luar oleh perusahaan pemerintah dan didistribusikan melalui cabang-cabang Bank Pertanian Pemerintah. Skema tersebut dapat atau tidak dapat dimaterialisasikan sebagaimana Pemerintahan lebih sepenuhnya memasuki dalam hubungan perdagangan asing, namun jiwanya sangat signifikan. Perdagangan secara pasti melewati tangan Turki dan dalam pembangunan tradisii ekonomi yang membuat Turki menjadi asing, nasionalisme Turki menghalau masalah sebenarnya.

Pada 17 Februari 1923, Mustapha Kemal Pasha membuka kongres ekonomi pertama negara tersebut di Smyrna. Lebih dari 500 delegasi hadir. Petani dan produsen diberi blok-blok kursi tengah, pengusaha blok kanan, dan tenaga kerja terampil blok kiri, dengan bagian khusus balai diberikan pada pameran mesin pertanian, kebanyakan dari Amerika Serikat. Ini adalah acara unik dalam sejarah Turki, dan signifikansinya dikumpulkan dari pernyataan terbuka Kemal Pasha, yang sebagian kutipannya adalah sebagai berikut:

“Tuan-tuan sekalian, kala sejarah menerapkan dirinya pada pencarian kepentingan keagungan dan dekadensi rakyat, ini melibatkan alasan politik, militer dan sosial. Ini membuktikan bahwa secara mutlak seluruh muara alasan dari kondisi sosial namun yang berada dalam penyematan terdekat dari keberadaan, kemakmuran dan dekadensi masyarakat adalah ekonominya. Kebenaran sejarah ini dikonfirmasikan dalam keberadaan kita dan sejarah nasional kita. Pada kenyataannya, jika seseorang menguji sejarah rakyat Turki, seseorang akan melibat bahwa keagungannya dan dekadensinya sebetulnya merupakan korolaris kehidupan ekonominya. Sehingga dalam rangka meningkatkan Turki baru pada tingkat yang diinginkan, jika dibutuhkan, biaya apa yang dijadikan, selaras dengan seluruh titik balik kita pada pertanyaan yang berkaitan dengan ekonominya.

“Sepanjang sejarah Utsmaniyah, seluruh upaay dilakukan, seluruh kegiatan negarawannya, dimiliki sebagai tujuan mereka, bukan untuk menyelaraskan keinginan masyarakat maupun mewujudkan aspirasi mereka, namun lebih kepada pengembangan kepentingan dan ambisi pribadi. Para rekan sekalian, jika seseorang benar-benar menguji masa kekuasaan Mohammed II, Selim dan Suleiman, seseorang mendapat bahwa penguasa besar dan berkuasa tersebut mendasarkan kebijakan luar negeri mereka pada keinginan mereka untuk menyelaraskan pemahaman dan ambisi pribadi mereka. Sehingga, mereka mengatur organisasi internal mereka selaras dengan kebijakan luar negeri mereka. Kini, sebaliknya, kebijakan luar negeri diupayakan untuk dibawahi pada organisasi internal—agar dapat dikatakan, kebijakan luar negeri harus didominasi oleh situasi ekonomi internal.”

Kemal Pasha datang untuk menjelaskan bahwa kebijakan monarkial dari organisasi internal yang menaungi kebijakan luar negeri, berujung pada kebutuhan memperkenankan unsur-unsur taklukan untuk mempertahankan organisasi nasional mereka yang mereka curahkan untuk diri mereka sendiri secara damai untuk penyelarasan ekonomi sementara “unsur esensial” melindungi mereka, menamengi pedang melawan musuh-musuh mereka di setiap garis depan Kekaisaran. “Tuan-tuan sekalian, orang-orang yang berdampak pada penaklukan oleh pedang berakhir dengan pemukulan oleh orang-orang yang memegang bajak sebagai senjata mereka, dan oleh penempatan mereka. Dalam perjuangan antara pedang dan bajak, bajak selalu berada pada puncaknya.”

Kala Rauf Bey kembali dari Malta, ia memberikan Kementerian Kepegawaian Negeri di Angora, tempat kerajsaman skema pembangunan jalur kererta api memberikan perhatian langsung. Negosiasi dilakukan dengan para perwakailan Perusahaan Pembangunan Utsmaniyah-Amerika, dibekingi oleh Laksaman Muda Colby M. Chester, U. S. N. (purnawirawan), yang berada pada negosiasi sebelumnya dengan Pemerintahan Utsmaniyah lama di Konstantinopel. Pada 11 April 1923, skema pembangunan yang dirumuskan oleh Pemerintah, dibuat atas Perusahaan Utsmaniyah-Amerika oleh Majelis Nasional Besar. Pada 30 April, Menteri Kepegawaian Negeri menandatangani perjanjian dengan dua perwakilan Perusahaan atas apa yang telah lama dikenal sebagai Konsesi Chester.

Program Turki tersebut jatuh dalam tiga bagian—pembangunan 2.714 mil jalur kereta api baru, pembangunan ibukota baru di Angora dan pelabuhan-pelabuhan di Samsun, Yamurtalik dan Trebizond bersama dengan pembangunan ulang kota-kota dan desa-desa yang dirubuhkan oleh Yunani, dan eksploitasi hak mineral dalam zona dua puluh kilometer pada setiap sisi jalur kereta api baru. Konvensi dengan kelompok Chester berjalan dalam tempo sembilan puluh sembilan tahun tanpa Pemerintah Turki memilih pemegangan hak pembeliannya usai tiga puluh tahun. Perusahaan Turki yang mengoperasikan jalur kereta api baru membayar tiga puluh persen labanya kepada Pemerintah dan tunduk apda segala perpajakan Turki kecuali penarikan cukai pada bahan bangunan dan batubaranya, yang didapatkan hanya pada peridoe sepuluh tahun. Perusahaan tersebut dapat mempekerjakan para pakar asing (proyek Chester asli tahun 1909 mewajibkan agar mereka mengenakan fez dan seragam Pemerintah), namun Turki dilatih untuk menempati tempat mereka dan kelompok buruhnya adalah Turki murni. Tak ada penjagaan kilometrik, maupun Konsesi penambahan beban keuangan apapun untuk beban yang dipegang oleh Pemerintah Turki, sampai masa ketika Pemerintah dapat memutuskan untuk mengambil alih jalur tersebut.

Tulang punggung program Turki tersebut adalah skema jalur kereta apinya, dan ini mengaitkannya sepenuhnya berbeda dari proyek Chester asli tahun 1909. Czarist Rusia lenyap, Pemeritnah Turki kini memulihkan skema Anatolia pusat yang mula-mula ditujukan untuk Jalur Kereta Api bagdad dan diveto oleh Rusia. Ini direncanakan untuk meluaskan jalur Eski-Shehr-Angora yang aslinya ditujukan untuk jalur utama Jalur Kereta Api Bagdad, ke Sivas, Kharput, Diarbekr dan Mosul, namun mengadaptasi program jalur kereta apinya untuk kebutuhan yang berkembang pada empat tahun terakhir. Ini dihimpun agar pengadaan militer memainkan bagian dalam menutupi skema jalur kereta api Pemerintah, karena perang di Eropa belum berakhir, dan tak ada orang yang mengetahui berapa lama ruang napas Turki diperkenankan.

Jalur pertama yang dibangun adalah jalur Yamurtalik-Kharput-Bitlis, dengan cabang yang melintas sampai Mosul, Kirkuk dan Suleimanieh. Jika dan kala jalur tersebtu dirampungkan, jalur tersebut akan memperkuat garis depan Suriah dan Mesopotamia, dan ujung baratnya, yang bergantung pada pelabuhan di Yamurtalik pada sisi Turki dari Teluk Alexandretta, akan menyediakan sebuah pelabuhan kepada Pemerintah yang dibutuhkan di Laut Tengah.

Jalur kedua yang dibangun adalah jalur Angora-Erzerum dengan cabang-bcanag yang melintas sampai Samsun dan Trebizond di Laut Hitam. Pada saat ini, Pemerintah tak memiliki akses melalui jalur kereta api ke pelabuhan Laut Hitam manapun. Mungkin, jika mereka memiliki akses cepat ke provinsi-provinsi “Pontus”, mereka takkan kekurangan oleh perang ireguler pada emapt tahun terakhir.

Jalur terakhir yang dibangun dibentuk dalam sebuah kelompok oleh jalur Angora-Sivas terhubung melalui Caesarea dengan Ulu Kishla pada Jalur Kereta Api Bagdad, dan jalur Erzerum diperluas sampai Bayazid pada garis depan Persia. Jalur Erzerum dan jalur Bayazid di provinsi-provinsi timur tertonjolkan pada upaya Rusia mendatang untuk mengulang invasi besar 1915-’16. Mereka lebih berarti ketimbang itu. Pada saat ini, Soviet Rusia dan Turki berdamai dengan satu sama lain, dan jika dan kala program jalur kereta api yang dibuat oleh Pemerintah Turki yang dibuat atas kelompok Chester selesai, Rusia menyediakan landasan darat atas Laut Tengah di Yamurtalik. Ukuran Rusia dan Turki berbeda, Rusia 5 kaki dan Turki 4 kaki 8½ inchi, namun kemungkinan politik dalam kaitan Soviet Rusia yang secara damai diupayakan oleh Czarist Rusia secara paksa, tak diperhitungkan. Akses damai menuju Laut Tengah atas jalur Chester dapat dengan mudah mengurangi Selat menjadi faktor paling kecil dalam kebijakan luar negeri Rusia. Meskipun Turki bukanlah Negara Sosialis dan kemungkinan takkan demikian, perdamaian Rusia-Turki sangat menjadi fondasi perdmaaian dunia dan jika kelompok Chester dapat berkontribusi secara efektif untuk mewujudkan perdamaian Rusia-Turki, ini akan menunjukkan jasa tak terhitung yang menguntungkan kepentingan perdamaian dunia.

Sebulan usai penyerahan Konsesi Chester, para konsesioner Sekutu mulai berkerumun dari Konstantinopel sampai Angora, untuk memulai negosiasi ekonomi dengan Pemerintah Turki pada negosiasi politik yang ditujukan untuk diakhiri di Lausanne. Negosiasi ekonomi tersebut terdiri dari empat subyek: (1) status konsesi pra-perang; (2) status modifikasi yang diatur oleh Pemerintah Utsmaniyah setelah gencatan senjata Mudros; (3) ganti rugi atas kerusakan perang pada harta benda konsesioner; dan (4) perluasan konsesi untuk periode setara dengan tempor mereka menjadi non-operatif pada masa perang. Pada pertengahan Juni, Perusahaan Telepon Konstantinopel (Inggris) mencapai kesepakatan dengan Pemerintah Turki. Pada awal Juli, perjanjian serupa dicapai olej Perusahaan Jalur Kereta Api Smyrna-Aidin (Inggris) dan Perusahaan Jalur Kereta Api Mudania-Brussa (Prancis).

Sementara itu, Majelis mendorong pemilu baru. Perdamaian belum ditandatagani di Lausanne, Partai Nasionalis datang ke wilayah tersebut atas dasar Pakta Nasional dan dikembalikan oleh mayoritas suara. Ini adalah pemilu perang, apa yang mengingatkan pada “pemilu khaki” oleh Mr. Lloyd George pada tahun 1918, dan pemerintahan partai dengan oposisi kuat di Majelis sangat diharapkan di Angora sampai setelah perdamaian yang ditujukan didatangkan ke Turki.

Majelis Kedua diadakan di bangunan beton abu-abu di kaki Angora pada 11 Agustus dan Mustapha Kemal Pasha dipilih kembali menjadi Presiden oleh 196 dari 197 deputi yang mencapai ibukota. Kemungkinan, suara tunggal adalah suara “sang Pasha” sendiri. Ali Fethy Bey, Mendagri, terpilih menjadi Perdana Menteri menggantikan Rauf Bey dan kebanyakan Menteri yang tersisa dipilih kembali, Ismet Pasha mempertahankan jabatan Urusan Luar Negeri dan Fevzi Pasha tetap menjadi Kepala Staf Umum. Perjanjian Lausanne diratifikasi pada 23 Agustus, Majelis tak kehilangan waktu untuk membenahi masalah genting dari ekonominya sendiri. Pada 5 September, Fethy Bey mengumumkan jalur utama kebijakan Pemerintah. Ia mula-mula menekankan masalah keuangan dan kebutuhan perpajakan. Penekanan lebih lanjut pada Pemerintahan yang dicetuskan untuk disoroti, katanya, adalah sistem sekolah dan gendarmerie. Pidatonya dikenal karena keberanian rujukannya pada urusan luar negeri. Memberikan perdamaian luar negeri, program Pemerintah yang dcetuskan oleh Fethy Bey adalah sebuah program internal.