Mitologi Yunani/Perang Troya/Pengumpulan Pasukan
Ketika tahu bahwa Paris membawa pergi istrinya, Menelaos langsung memanggil para bekas pelamar Helene. Sesuai sumpah mereka dulu, mereka harus membantu Menelaos mendapatkan Helene kembali. Maka Menelaos berhasil mendapat bantuan pasukan dari seluruh Yunani. Agamemnon, saudara Menelaos dan raja Mikenai, membawa seratus kapal dan didaulat sebagai pemimpin pasukan gabungan Yunani.
Agamemnon dan Menelaos tahu dari Kalkhas sang peramal bahwa Troya tak akan bisa dikalahkan tanpa dua pahlawan, yakni Akhilles dan Odisseus.
Odisseus
suntingOdisseus adalah putra Lairtes dan Antikleia. Odisseus terkenal akan kecerdasan dan kecerdikannya. Odisseus tidak mau ikut serta dalam pasukan Yunani, karena menurut ramalan, dia baru bisa pulang ke Ithaka dua puluh tahun setelah perang Troya usai. Padahal Odisseus baru saja memiliki anak dari pernikahannya dengan Penelope. Putra Odisseus itu diberi nama Telemakhos.
Ketika Menelaos, Nestor, dan Palimedes tiba untuk mengajak Odisseus, sang pahlawan pura-pura menjadi gila. Odisseus membajak ladang dengan kuda dan lembu serta bertingkah aneh. Odisseus juga menaburkan garam di ladang.
Palamedes, putra Nauplios, juga merupakan orang yang cerdas. Palamedes tahu bahwa Odisseus hanya berpura-pura. Palamedes merebut Telemakhos dari pangkuan Penelope dan menempatkan sang bayi di depan bajak yang sedang diarahkan oleh Odisseus. Odisseus terpaksa harus membanting bajaknya ke pinggir supaya tidak mengenai putranya, dan tipu daya Odisseus pun terbongkar. Maka Odisseus pun tak punya pilihan lain selain bergabung dengan Agamemnon. Dari Ithaka, Odisseus membawa dua belas kapal.
Odisseus tidak pernah memaafkan Palamedes karena telah membongkar muslihatnya. Ketika sampai di Troya, Odisseus membalas dendam pada Palamedes.
Akhilles
suntingAkhilles adalah putra Peleus dan Thetis. Dia dibesarkan oleh Kheiron sang Kentaur bijak. Di Gunung Pelion, Kheiron mengajari Akhilles berburu dan bertarung.
Thetis bisa melihat masa depan. Dia tahu bahwa putranya akan berjaya dalam perang Troya, namun Thetis juga tahu harga yang harus dibayar untuk itu, umur yang pendek. Thetis mau putranya berumur panjang, maka Thetis pun berusaha menyembunyikan Akhilles supaya tidak ikut dalam Perang Troya. Thetis membuat Akhilles mengenakan pakaian perempuan dan memanjangkan rambut Akhilles. Thetis juga membawanya ke ruangan perempuan di istana raja Likomedes di Skiros.
Ketika tinggal di istana Likomedes, Akhilles berhubungan dengan Deimedeia, putri sang raja, dan mereka memiliki seorang putra yang diberi nama Neoptelemos. Putra Akhilles ini ikut berperang pada masa-masa akhir Perang Troya.
Menelaos, Nestor dan Odisseus pergi ke Skiros untuk merekrut Akhilles. Tetapi mereka tidak bisa menemukan Akhilles karena penyamaran yang diberikan oleh Thetis pada Akhilles begitu sempurna. Maka Odisseus pun menggunakan otaknya.
Odisseus membawa banyak hadiah untuk para perempuan di istana Likomedes, seperti misalnya pakaian, perhiasan, dan parfum. Selain itu, ada juga tombak, pedang, dan perisai.
Odisseus lalu mengatur supaya terompet perang di istana dibunyikan, yang menandakan bahwa istana sedang diserang. Para perempuan berlarian ketakutan, sedangkan Akhilles mengambil tombak dan perisai lalu maju ke depan. Maka para pemimpin Yunani pun berhasil menemukan Akhilles.
Setelah penyamarannya diketahui dan diajak untuk ikut serta dalam Perang Troya, Akhilles ternyata sangat ingin ikut. Dia lebih memilih hidup yang singkat dan luar biasa daripada hidup lama dan biasa saja. Akhilles kemudian kembali ke kerajaan ayahnya, Phthia (Thessali selatan). Di sana, ayahnya memberi Akhilles lima puluh kapal beserta pasukan Mirmidon. Akhilles juga memperoleh beberapa senjata dari ayahnya, di antaranya adalah baju perang (yang merupakan hadiah pernikahan ayahnya) buatan Hefaistos, pedang, kereta perang beserta dua kuda surgawi (Xanthos dan Balios). Selain itu Akhille mendapat tombak dari ayahnya (atau dari Kheiron) yang dibuat dari kayu pohon abu di Gunung Pelion.
Akhilles berusia lima belas tahun ketika bergabung dengan pasukan Yunani.
Sebelum berangkat ke Troya, Thetis memperingatkan putranya untuk tidak membunuh Tenes, putra Apollo dan raja pulau Tendos, karena jika Akhilles membunuhnya maka Akhilles akan mati di tangan Apollo. Akhilles juga diperingatkan bahwa prajurit Yunani yang pertama menginjakkan kaki di tanah Troya akan menjadi prajurit pertama yang gugur dalam Perang Troya.