Muhammad Lutfi (Sastrawan Indonesia)

Muhammad Lutfi lahir di Pati pada tanggal 15 Oktober 1997. Bertempat tinggal di Pati, Jawa Tengah. Merupakan pendiri dari komunitas 'Rumput Sastra'. Putra dari H. Slamet Suladi dan Hj. Siti Salamah ini menyukai dunia sastra, budaya, dan kepenulisan sejak masih kelas 4 SD. Ia memulai pendidikannya di SD N 1 Tanjungsari, SMP N 1 Jakenan, SMA N 2 Pati, dan S1 Sastra Indonesia, FIB, UNS, Surakarta (lulus pada tahun 2020 dan mendapatkan gelar Sarjana Sastra). Pada tahun (2016) penulis mendapat undangan dalam antologi puisi Matahari Cinta Samudra Kata (Taman Ismail Marzuki, DKJ, Jakarta, 2016). Kemudian dokumentasi biografi penyair nasional Indonesia (HPI, DKJ, 2016). Puisinya yang berjudul ‘Siapa Patriot Kini’ dalam antologi puisi HELP (Tsani Media, 2016) diterjemahkan ke dalam 5 bahasa asing. Berikut buku antologi puisi karya penulis yang sudah terbit: Kelir (Kamboja Merah Publishing, 2018), Kumpulan Puisi Kenangan (Ajrie Publisher, 2017), Mata Sengsara (Guepedia, 2019), Bunga Mawar Hitam (Guepedia, 2019), Soleh Spiritual dan Soleh Sosial (Guepedia, 2019), Gugat (Guepedia, 2020), Memo Rakyat (Guepedia, 2020), Taka (Guepedia, 2020), Sehimpun Haiku Malam Kekasih (JM Publisher, 2021). Selain menulis dan menerbitkan buku puisi, penulis juga menulis buku cerpen yang sudah diterbitkan: Tabula Rasa (Tidar Media, 2020), Pelaut (Innovasi Publishing, 2020). Selain itu juga, penulis menerbitkan buku ‘serat falsafah Jawa’: Serat Tri Aji (Tidar Media, 2020). Penulis selalu menulis karya puisi, cerpen, artikel, syiir agama, esai, dan falsafah, serta pantun. Berikut beberapa artikel karya penulis: Galeri Seni ISI Surakart (Artspace, 2018), Anoman sang Intelijen dalam Epos Ramayana (Berdikari, 2019), Mahasiswa Sastra, Mahasiswa Intelektual (Indonesiana, 2019). Undangan dan beberapa forum sastra dan festifal sastra yang pernah diikuti: Banjarbaru’s Rainy Day Festival (2017), Senyuman Lembah Ijen (Radar Banyuwangi, 2018), JKP (Bali, 2017), Puisi Asian (IAIN Purwokerto, 2017), GMB (2016), Penulisan Puisi Anak (Prasidatama, Balai Bahasa JATENG, 2019). Cerpennya terangkum dalam beberapa antologi berepenyair lain: Malam yang terjaga (Cerpenmu, 2017), Foto Album (Anamerya, 2015), Cinta di Kediri (Puan.co, 2017). Karya Syiirnya: Syiir Pangapuran (Duta Islam, 2020), Syiir Ngaku Lepat (Ponpes.net, 2018), Syiir Suluk Terang-Terang (Bengkulutoday, 2019), Syiir Harapan Bangsa (Koran Pati, 2018). Buku antologi puisi bersama peyair nasional: Surat untuk Kaki Langit Palestina (Antara Publishing, 2018), Kenangan Semalam di Cianjur (Fam Publishing, 2016), Indonesia 2030 (2018), Dongeng Negri Jauh (Tidar Media, 2018), Majalah Simalaba, Balai Bahasa JATENG, Mengunyah Geram (2017), EMB (2016), Berucaplah Padaku (Mawar Publisher, 2016), Peduli Hutan (Tuas Media, 2016), Requiem Tiada Henti (Competition Asean Poem, 2017), Hidupku (Elmisa Publisher, 2017), Rindu (Rumah Kayu Indonesia, 2017), Cerpen Sabana Pustaka, 2017), sky magazine (2020), Buku antologi cerpen bersama penyair nasional: Kumpulan Cerita Mini (Harasi, 2016), Malam yang Terjaga (Sabana Pustaka), Kumcer (Nahima Press, 2015). Penulis selalu menulis di media masa lokal maupun nasional, baik di media cetak maupun media online. Berikut yang memuat karya-karya penulis: takanta, potret online, lamuri, radar pagi, estetikapers, koran Pati, koran Blora, marhaenislokajaya, suku sastra, sastranesia, normantis, koran amanah Jakarta, independhent, siswapedia, saluran sebelas UNS, kronfontasi, edusiana, sepenuhnya, asyik-asyik, lahir sajak, riau realita, majalah simalaba, satu bahasa, puisina, koran soearamoeria. Prestasi dan penghargaan yang pernah diraih: juara 3 kaligrafi (2004), juara 3 melukis (2005), juara 1 cerdas cermat pramuka (2011), juara 2 penulisan selektas UNS (2016), juara 4 penulisan puisi PLPI (2020), dan penulis favorit di tidarmedia. Selain menulis, penulis juga terkenal sebagai pelukis. Lukisannya yang berjudul ‘Api Perjuangan’ mendapatkan undangan untuk pameran lukisan bersama Keluarga Seni Rupa Tasik (2020), penulis favorit pantun (Langit Biru, 2021).