Permainan Tradisional Betawi/Gelindingan

Nama permainan ini berasal dari kata gelinding, artinya mengacu pada benda yang berbentuk silinder atau bulat karena fungsinya untuk didorong. Benda-benda tersebut berperan sebagai roda mainan yang dapat digulung. Tidak ada informasi yang jelas kapan gelindingan ini muncul, di mana atau siapa yang memperkenalkannya. Namun, jelas permainan ini sudah ada sejak jaman Belanda dan sempat menghilang di zaman Jepang disebabkan situasi perang yang tidak kondusif. Pada zaman dahulu pohon pepaya sering digunakan untuk permainan ini dengan cara dipotong-potong sepanjang 20 sentimeter berbentuk silinder dengan lubang di tengahnya. Selain pohon pepaya, daun salak pun digunakan sebagai pelepah yang kemudian dimasukkan ke dalam lubang silinder. Alat lain juga dapat digunakan dalam permainan sepeda, seperti lingkaran logam roda sepeda bekas menggantikan daun pepaya berbentuk silinder dan sumpit yang dimasukkan ke dalam lubang. Apabila dilihat sekilas, permainan gelindingan memiliki kemiripan dengan skuter[1].

  1. https://budaya-indonesia.org/Permainan-Gelindingan
Pohon Pepaya Sering Digunakan Untuk Alat Gelindingan