Permainan Tradisional Kabupaten Ciamis/Bebeletokan
Bebeletokan
sunting
Bebeletokan adalah permainan tradisional yang sangat digemari anak-anak, terutama anak laki-laki, apalagi jika anak-anaknya yang gemar bermain peperangan alias perang-perangan. Bebeletokan adalah sejenis pistol-pistolan versi kearifan lokal. Bahan yang digunakan untuk membuat bebeletokan adalah bambu yang berukuran kecil, anak-anak di Kabupaten Ciamis biasanya mengenal dengan sebutan saréngséng yaitu bagian ranting bambu yang seperti dahan, atau bagian bambu yang terkecil. Bambu tersebut dipilih bagian yang lurus dan kosong seperti sedotan, dan untuk melontarkan pelurunya dibuat pula alat pendorong yang sama-sama dibuat dari bambu, dengan diameter disesuaikan dengan lubang bambu tadi yang berfungsi sebagai penampung peluru. Pelurunya biasanya dibuat dari kertas yang dikasih air dan dipintal jadi bulatan-bulatan kecil sesuai ukuran diameter bambu penampung peluru tadi. Selain kertas, peluru bisa juga menggunakan buah réba. Réba adalah sejenis tanaman yang mempunyai buah bulat dan kecil.[1][2]
Alat Permainan
sunting
Alat yang digunakan dalam permainan ini adalah bambu dan pelontarnya, yang sudah diberi peluru dari buah réba atau peluru kertas.[2]
Cara dan Aturan Bermain
sunting
Cara bermain bebeletokan cukup sederhana, kita hanya perlu menyiapkan amunisi berupa peluru kertas yang sudah dibasahi air atau menggunakan buah reba tadi. Ketika pelontarnya ditekan masuk untuk, maka akan terdengar bunyi seperti suara tembakan. Bebeletokan bisa dimainkan sendirian, atau ramai-ramai berupa bermain peperangan. Anak yang paling banyak kena peluru maka dialah yang dianggap kalah. Atau bisa juga bermain dalam bentuk lain, anak-anak diundi melalui hompimpah untuk dibagi kelompok mana yang berperan sebagai kubu jahat dan kubu baik, yang kemudian akan berperang mempertahankan wilayah teritorialnya masing-masing.[1]
Nilai Permainan
sunting
Nilai yang terkandung dalam permainan ini adalah nilai kekompakan, kerjasama, tanggung jawab, berstrategi, mempertahankan wilayah dan mengasah jiwa patriotisme. Hal ini tercermin ketika bermain bebeletokan yang sekaligus bermain peperangan maka anak-anak berusaha mempertahankan wilayahnya dan berusaha mengalahkan lawan dengan gigih tentunya dengan strategi-strategi andalan di kelompoknya masing-masing. Bukan hanya kerjasama tim yang diasah, ketepatan dalam menembak dan membidik pun jadi salah satu nilai permainan bebeletokan ini.[1]