Permainan Tradisional NTB/Baluba

Permainan Baluba adalah salah satu permainan tradisional yang berasal dari Nusa Tenggara Barat. Permainan ini dapat ditemukan di Desa Lape, Kecamatan Sumbawa. Nama permainan ini berasal dari kata "Luba" yang berarti bagian bawah dari tempurung kelapa. Baluba berarti bermain dengan luba. Permainan ini berfungsi sebagai hiburan, menambah kegembiraan dan mengisi waktu luang. Permainan ini dapat menambah keterampilan dan kecermatan anak-anak.

Permainan Baluba

Sejarah Permainan

sunting

Permainan Baluba mengalami beberapa perubahan dengan masa kini, baik dalam aturan permainan maupun alat yang digunakan. Istilah Baluba jarang dipakai lagi dan diganti dengan "Main Kayu" karena alat yang digunakan bukan luba tetapi sebilah bambu atau kayu. Hal ini dikarenakan lebih sukar memainkan luba yang berbentuk buat sehingga diganti dengan sepotong kayu. Beberapa bagian aturan permainan dihilangkan karena sulit dilakukan, dari 15 gerakan dalam Baluba menjadi 9 gerakan dalam Main Kayu.

Pemain

sunting

Permainan Baluba biasanya dilakukan oleh anak-anak perempuan remaja dengan umur 7 - 15 tahun. Permainan ini biasanya dimainkan oleh dua orang.

Peralatan Permainan

sunting

Permainan Baluba menggunakan peralatan yaitu sebagai berikut.

  1. Luba, terbuat dari bagian bawah tempurung kelapa berbentuk bulat sebesar tutup gelas. Garis tengahnya sepanjang kurang lebih 5 cm. Sebelum dipakai dalam permainan, luba dihaluskan terlebih dahulu dengan cara menghilangkan sabut-sabut yang masih melekat.
  2. Tempat bermain adalah sebuah kotak yang bentuknya bujur sangkar. Di tengah-tengah kotak ini ditentukan sebuh titik darimana ditarik garis tengah yang membelah arena menjadi dua bagian. Kotak ini dibuat di atas tanah dengan kapur atau cukup digaris saja dengan sepotong kayu. Panjang sisi-sisinya kurang lebih 5 jengkal dengan garis start berjarak sekali lompat ditambah 1 - 2 jengkal.

Aturan Permainan

sunting

Terdapat beberapa aturan dalam permainan Baluba yaitu sebagai berikut.

  1. Setiap pemain harus melakukan 15 gerakan tanpa salah.
  2. Setiap melakukan gerakan tidak boleh menyentuk garis, baik garis start maupun garis sisi kotak permainan.
  3. Pada setiap gerakan luba entek harus dapat mengenai luba masang, baik dengan menjatuhkan atau mendorong sesuai dengan aturan pada setiap gerakan yang dilakukan.
  4. Setiap gerakan dilakukan dengan dua tahap yaitu tahap pertama mengambil ancang-ancang dari garis start dan tahap kedua mengenakan luba masang.
  5. Luba entek harus selalu jatuh menengadah atau terlentang, kecuali pada gerakan ke-12 luba harus jatuh tertelungkup.
  6. Dari tahap pertama ke tahap kedua, luba tidak boleh jatuh. Jika jatuhnya terlentang, boleh diulang.
  7. Pada tahap pertama luba harus dapat dimasukkan secara sempurna ke dalam kotak permainan.

Cara Bermain

sunting

Terdapat beberapa tahapan dalam permainan Baluba yaitu sebagai berikut.

  1. Sebelum permainan dimulai, dipersiapkan kotak permainan terlebih dahulu.
  2. Setelah siap, diadakan pengundian untuk menentukan siapa yang berhak bermain terlebih dahulu. Undian dilaksanakan dengan melempar luba ke atasnya yang disebut "semolong luba". Pemain yang pilihannya sesuai berhak bermain terlebih dahulu. Pihak yang main disebut "entek" dan pemain yang lain disebut "masang".
  3. Sorong terkecil, luba diletakkan di tanah dalam keadaan terlentang. Kemudian disorong dengan salah satu kaki sedikit demi sedikit. Kaki yang lain diangkat ke belakang. Pada saat menyorong pertama kali, kaki tidak boleh menyentuh garis start. Luba entek harus disorong masuk ke dalam kotak permainan sampai menyentuh luba masang.
  4. Semoko ne, gerakan ini dilakukan dengan meletakkan luba pada punggung salah satu kaki. Kaki yang lain diangkat ke belakang. Dari garis start luba entek didorong masuk ke dalam kotak permainan hanya dengan sekali loncat. Kemudian dilanjutkan dengan gerakan tahap kedua yaitu menyentuhnya ke luba "masang" dengan cara yang sama, yaitu luba diletakkan di atas punggung kaki lalu digerakkan agar luba jatuh menimpa luba "masang."
  5. Pang bao entin, luba ditaruh di atas lutut, boleh lutut kiri atau kanan. Dari belakang garis start meloncat sekali, sambil berusaha menjatuhkan luba ke dalam kotak permainan. Sesudah itu, luba diambil dan ditaruh lagi di atas lutut, lalu dijatuhkan agar menimpa luba "masang."
  6. Salak kerengkong, Luba dijepit pada lipatan lutut. Kemudian berjalan meloncat dengan satu kaki. Pada gerakan kelima ini pemain langsung membawa lubanya ke dalam kotak pennainan, kemudian menjatuhkannya agar mengenai luba "masang."
  7. Cengek, Salah satu siku dilipat, kemudian luba ditaruh di atas lipatan siku. Arah lipatan siku ke luar yang disebut cengek. Selanjutnya pemain berjalan meloncat dengan satu kaki, kaki yang lain diangkat ke belakang. Selanjutnya langsung menuju ke kotak permainan. Kemudian luba dijatuhkan supaya mengenai luba "masang."
  8. Pekok, hampir sama dengan cengek tetapi siku dilipat ke dalam. Kemudian berjalan biasa ke kotak pennainan, lalu menjatuhkan luba agar menimpa luba "masang."
  9. Rentangan, Salah satu tangan direntangkan lurus ke depan, luba diletakkan persis dilipatan siku. Kemudian pemain berjalan ke kotak permainan dan menjatuhkan lubanya.
  10. Poto siku, Luba ditaruh di ujung siku, kemudian pemain berjalan ke kotak permainan. Di sini luba dijatuhkan. Jika tidak mengenai luba "masang," dan luba jatuh terlentang, maka gerakan menjatuhkan luba dapat diulang.
  11. Kendesek, Luba ditaruh di atas satu punggung siku, lalu dilempar ke atas dan harus diterima oleh punggung tangan yang bersangkutan. Setelah itu pemain berjalan ke kotak permainan. Sampai di sini lalu luba dijatuhkan agar menyentuh luba masang.
  12. Cangkir, gerakannya hampir sama dengan kendesek tetapi waktu menerima kembali hanya boleh diterima oleh tiga jari yaitu ibu jari, telunjuk dan kelingking tangan yang bersangkutan.
  13. Bao otak, Luba ditaruh di atas ubun-ubun, kemudian meloncat dua kali. Pada loncatan kedua pemain harus bisa sampai ke dalam kotak permainan dan sekaligus menjatuhkan luba agar menyentuh luba "masang." Pada gerakan ini luba harus jatuh menelungkup. Biasanya pemain mengucapkan semacam mantra dengan keras yang berbunyi: "Tekemo adie" yang artinya menelungkuplah adik.
  14. Geo, gerakannya hampir sama dengan bao otak tetapi di sini pemain berjalan dengan satu kaki yang digeser (geo) pelan-pelan menuju ke kotak perrnainan. Sampai di sini luba lalu dijatuhkan.
  15. Semodok, Luba ditaruh di atas tengkuk (semodok), lalu berjalan mundur mendekati kotak permainan dan menjatuhkan luba. Kalau jatuhnya tepat di dalam kotak permainan, luba lalu diambil dan ditaruh di atas tengkuk lagi, kemudian dijatuhkan supaya mengenai luba "masang."
  16. Luba dipegang menggunakan tangan dengan mata terpejam. Dengan perkiraan yang mantap pemain berjalan ke kotak permainan dan sekali pukul luba harus mengenai luba "masang."
  17. Pergantian pemain terjadi jika pihak entek mati yang disebabkan karena menginjak garis start maupun garis kotak, luba jatuh berlawanan dengan ketentuan, luba tidak mengenai sasaran, luba jatuh tertelungkup pada gerakan tahap pertama, dan luba ke luar dari garis batas pada gerakan tahap pertama.
  18. Jika pemain dapat menyelesaikan semua gerakan tanpa melakukan kesalahan maka dianggap menang.
  19. Dalam permainan ini yang digunakan taruhan adalah biji jambu mente dan hukuman tembako atau menggendong.[1]

Referensi

sunting
  1. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1984). Permainan Rakyat Daerah Nusa Tenggara Barat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan