Teknologi Sediaan Farmasi/Sirup
Sirup merupakan salah satu sediaan farmasi yang tertua. Sediaan farmasi dapat disebut sebuah sirup jika dalam larutan tersebut memiliki kandungan gula. Gula yang umum digunakan adalah sukrosa, tetapi bisa juga diganti menjadi sorbitol, gliserin, atau propilen glikol. Gula dalam sediaan sirup memiliki beberapa fungsi seperti
- Memperbaiki profil rasa pada sediaan sehingga dapat dikonsumsi oleh anak-anak
- Mengubah viskositas atau kekentalan sesuai yang diinginkan
Komponen dalam sirup
suntingSebuah sediaan sirup perlu memiliki beberapa bahan berikut
- Air murni
- Gula seperti sukrosa atau pemanis lain yang juga bisa menjadi pengental
- Pengawet
- Perisa
- Pewarna
Gula
suntingKomponen utama yang membedakan sirup dengan sediaan larutan lainnya adalah gula. Umumnya, gula yang digunakan adalah sukrosa. Beberapa bahan lain yang dapat digunakan untuk menggantikan sukrosa adalah gliserin, sorbitol, atau propilen glikol
Pengawet
suntingPengawet merupakan komponen yang penting dalam sirup. Kandungan gula pada sirup membuat mikroba juga akan cepat berkembang biak dan membuat sirup tidak dapat dikonsumsi. Pemberian pengawet bertujuan untuk mencegah perkembangbiakan mikroba sehingga sirup dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama.
Pengawet yang umum digunakan dalam sirup antara lain.[1]
- Asam benzoal 0,1-0,2%
- Natrium benzoat 0,1-0,2%
- Paraben 0,1%
Referensi
sunting- ↑ Allen, L., & Ansel, H. (2013). Pharmaceutical dosage forms and drug delivery systems (Edisi ke-10., hal. 263-264). Philadelphia, Pa: Lippincott-Williams & Wilkins.