Yunani Kuno/Seni/Patung/Klasik

Gaya Severe tidak berlangsung lama, dan sekitar tahun 460 SM digantikan oleh gaya Klasik. Para pematung Yunani mulai bereksperimen dengan memuja para dewa dengan cara menampilkan keindahan dan keanggunan tubuh pria muda yang atletis dan telanjang. Sementara itu patung perempuan masih dilengkapi dengan pakaian.

Patung kusir kereta perang Delphi

Para pematung juga menjadi lebih tertarik pada sisi tiga dimensi dari suatu patung, yaitu bahwa keindahan patung dapat dilihat dari berbagai sisi, tidak hanya dari depan.

Tiruan buatan Romawi dari patung perunggu diskobulos ("pelempar cakram").

Salah satu pematung paling terkenal pada periode Klasik adalah Phidias. Meskipun begitu, karyanya yang paling terkenal justru sudah tidak ada, yaitu patung Zeus yang sangat besar yang dibuat dari emas dan gading (kriselefantin). Patung ini dibuat sekitar tahun 440 SM dan ditaruh di kuil Zeus di Olympia. Kemudian patung ini dibawa ke istana di Konstantinopel dan terbakar habis dalam suatu kebakaran pada tahun 475 SM.

Tiruan buatan Romawi dari patung dewi Athena karya Phidias.

Phidias juga membuat patung dan relief di Parthenon. Karya-karyanya di Parthenon melambangkan kesempurnaan manusia, nyaris bagaikan kedewaaan. Manusia, dan juga dewa, ditampilkan tenang, damai, tentram, menguasai perasaan dan tubuh mereka. Bagi Phidias dan orang Yunani lainnya pada masa ini, manusia merupakan ciptaan dewa yang luar biasa, manusia merupakan makhluk yang indah, kuat, cerdas, dan rasional.

Salah satu releif di Parthenon

Pematung Yunani lainnya dari periode ini adalah Polykleitos, yang membuat patung Doryphoros ("pembawa tombak") yang terkenal. Sayangnya, patung aslinya kini sudah hilang, dan hanya tiruannya, yang dibuat Romawi, yang masih ada. Sekitar tahun 340 SM, para pematung mulai menghasilkan gaya baru yang disebut gaya Hellenistik.

Patung Doryphoros karya Polykleitos