Yunani Kuno/Seni/Tembikar/Figur Merah
Sekitar 530 SM, para perajin Athena mulai mengalami kesulitan dengan cara lukis guci figur hitam. Misalnya, mereka merasa kesulitan ketika harus menggambar orang yang saling tumpang tindih, yang malah menghasilkan gambar yang jelek pada guci figur hitam. Selain itu mereka juga ingin memperlihatkan gambaran otot secara lebih baik.
Akhirnya muncullah ide baru. Alih-alih melukos tokoh dengan warna hitam, mereka pun mulai berganti dan melukis tokohnya dengan warna merah sedangkan latarnya berwarna hitam. Cara ini jauh lebih sulit daripada figur hitam namun hasilnya jauh lebih bagus.
Beberapa guci terkenal adalah guci figur merah. Salah satu pelukis guci figur merah yang paling terkenal adalah Pelukis Berlin.
Sekitar tahun 450 SM, delapan puluhan tahun setelah dimulainya gaya figur merah, hampir tak ada lagi perajin yang membuat tembikar figur merah. Tidak ada yang tahu mengapa mereka berhenti. Mungkin figur merah sudah tidak lagi disukai. Beberapa sejarawan seni berpendapat bahwa orang Athena sudah menjadi begitu kaya sehingga mereka tak lagi menggunakan guci tembikar, melainkan peralatan dari logam (perunggu dan perak).
Kemungkinan orang Athena menjadi sangat kaya sehingga mereka tak perlu lagi menjual tembikar. Selain itu, bangsa Etruria, salah satu konsumen utama tembiakr Athena, juga sedang mengalami banyak masalah sekitar tahun 450 SM, dan kemungkinan mereka tak mampu lagi membeli tembikar Athena.
Jenis tembikar yang bertahan lebih lama adalah tembikar lekythos yang berlatar putih. Tembikar ini ditaruh di makam, seperti batu nisan. Para perajin mebuat nisan tembikar ini hingga sekitar tahun 400 SM.