Antologi Cerpen Jurnalis Kaltim Aku Membunuhnya Karena Aku Mencintainya
Antologi Cerpen Jurnalis Kaltim Aku Membunuhnya Karena Aku Mencintainya Penyunting: Akhmad Zailani |
Cerpen Mukhransyah Akhmad Zailani
Haboshasan Asyari Kony Fahran Try Lestari Soemargono |
Sunting daftar isi |
Aku Membunuhnya Karena Aku Mencintainya adalah antologi cerita pendek (cerpen)yang ditulis oleh 5 (lima) jurnalis atau wartawan di Kalimantan Timur tahun 2010. Lima jurnalis yang juga cerpenis dalam buku ini adalah Akhmad Zailani, Habolhasan Asyari, Mukhransyah dan Try Lestari Soemariyono dan Kony Fahran. Ini buku antologi cerita pendek yang pertama kali khusus ditulis oleh jurnalis di Kalimantan Timur. Tidak setiap wartawan adalah penulis cerpen. Seperti ditulis di bagian depan halaman, buku ini untuk menggairahkan sastra khususnya penulisan cerpen di Kalimantan Timur.
Penyunting
sunting- Akhmad Zailani
Penulis
suntingAkhmad Zailani
Akhmad Zailani sudah menulis ratusan artikel, cerpen, puisi yang dimuat di surat kabar. Selain wartawan, juga menulis cerita fiksi bersambung di surat kabar. Kelahiran Samarinda. Lulusan Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman Samarinda. Pernah membuat kartun dan dimuat di harian lokal Manuntung dan beberapa surat kabar nasional. Cerpennya juga dimuat di surat kabar Utusan Borneo Sabah. Bersama sastrawan Malaysia, Brunai Darussalam, Singapura dan Thailand, cerpennya dijadikan cerpen utama dan judul buku dalam Antologi Cerpen Borneo Pilihan Terbaik 2012, Aminah Sjoekoer di Atas Kapal Nederland. (2013). Puisinya juga masuk dalam antologi penyair 5 negara AEAN, yaitu Kitab puisi Suara 5 Negara (Indonesia, Malaysia, Brunai Darussalam, Singapura, Thailand (2013).
Menulis puisi dan beberapa cerpen anak sejak sekolah dasar. Puisi dan ceritanya pertama kali dimuat di majalah anak Bobo dan Kuncung. Ketika remaja, cerpennya pernah dimuat di majalah Anita Cemerlang, Aneka dan Hai.
Surat Kabar, Tabloid dan Majalah
Sambil kuliah sempat bekerja sebagai wartawan majalah FAKTA Surabaya (1990-1997). Sempat berpindah-pindah sebagai wartawan hingga sempat menjadi redaktur pelaksana Surat Kabar Harian (SKH) daerah di Kaltim Di antaranya SKH Suara Kaltim (1997-2001)., SKH Poskota Kaltim (2001-2006), SKH Matahari Kaltim SKH, yang kemudian berubah nama menjadi Matahari Kaltim Times (2001-2006), masih satu grup Surat Kabar Harian Poskota Kaltim. Di sela-sela kegiatan sebagai wartawan harian, juga membuat tabloid dan majalah. Sejak tahun 2001- 2010, mengelola media sendiri tabloid Habar Samarinda Baru bekerja sama dengan bagian Humas Pemerintah Kota Samarinda . Wartawan senior Kaltim H Oemar Dachlan sempat membantu menyumbangkan artikel untuk tabloid Habar Samarinda. Selain Habar Samarinda Baru, dia juga sempat membuat majalah Metro, terbit bulanan dan hanya sempat bertahan 5 tahun. Lalu Tabloid Info, kerjasama dengan Dinas pendapatan Daerah Kota Samarinda. Tabloid lainnya, yaitu tabloid keagamaan tabloid Qalam dan tabloid Qolbu, sempat menerbitkan tabloid Suara Rakyat dan beberapa tabloid lainnya. Tabloid dan majalah dibuat atas dukungan H Achmad Amins, yang menjabat Walikota selama dua periode (2000-2005 dan 2005 – 2010).
Perkembangan media, khususnya di Samarinda mulai menurun saat H Syaharie Jaang menjabat sebagai Walikota Samarinda. Wakilnya H Nusyirwan Ismail juga kurang membantu media-media lokal, terutama media media kecil.
Di masa kepemimpinan Syaharie Jaang-Nusyirwan Ismail, tabloid Habar Samarinda tidak terbit lagi. Tabloid Habar Samarinda tidak diperjual belikan. Dicetak bertahap sebanyak 5000 ekseplar setiap edisi. Dibagikan gratis ke kelurahan-kelurahan dan ketua Rukun Tetangga (RT). Habar Samarinda “seperti dimatikan” setelah bagian Humas Pemkot Samarinda mengelola dana sendiri dengan menerbitkan tabloid baru Habar Tepian di akhir jabatan periode ke Achmad Amins.
Setelah tabloid Habar Samarinda “benar-benar mati”, selanjutnya di tahun berikutnya Habar Tepian yang dikelola Humas Pemkot Samarinda dan terbit di awal masa Syaharie Jaang tidak terbit lagi.
Padahal Akhmad Zailani, yang menjadi pemimpin umum/redaksi Habar Samarinda juga aktif membantu di tim sukses atau sebagai Ketua Media Center pasangan Syaharie Jaang-Nusyirwan Ismail saat Pilkada 2010-2015.
Di periode ke 2 Syaharie Jaang-Nusyirwan Ismail, Akhmad Zailani juga masih membantu. Habar Samarinda, dalam bentuk majalah kembali diterbitkan. Dicetak bertahap sebanyak 2000 ekseplar di edisi pertama. Dibagikan gratis ke masyarakat di pinggiran kota Samarinda, terutama di wilayah kelurahan Sindang Sari, Pulau Atas, Makroman, lempake, Bantuan, Bukuan, Handil Bakti, Simpang Pasir, Bayur, Air Putih, Loa Buah, Loa Bakung, Samarinda Seberang, Loa Janan Ilir).
Sempat dua kali terbit (edisi ke 2 majalah dicetak 1000 eksemplar) dan dibagikan gratis semasa kampanye pemilihan walikota Samarinda. Namun karena diterbitkan atas dana sendiri dan tidak mendapat bantuan dana, akhirnya majalah Habar Samarinda Baru tidak terbit lagi, hingga Syaharie Jaang mengakhiri jabatannya di periode ke 2 (2015-2020).
Tak hanya tabloid/majalah Habar Samarinda Baru yang berhenti terbit, media lainnya termasuk majalah Metro, tabloid keagamaan Qalam dan Qolbu juga tidak terbit lagi.
Di majalah dan tabloid yang dibuat, Akhmad Zailani merangkap jabatan Pimpinan Umum dan Pimpinan redaksi. Selain aktif dengan koran sendiri, juga sempat sebentar membantu menerbitkan lahirnya Koran Sentawar Post (Koran Kabupaten Kutai Barat) yang didirikan Korrie Layun Rampan (alm), yang saat edisi awalnya dicetak di percetakan surat kabar harian Suara Kaltim. Selain menulis berita, artikel, juga sempat menulis cerita bersambung di SKH Suara Kaltim. Di antaranya, Opera Pak Karto (1997), Ah (1997) dan Dinasti Su Hat Su (1998), cerita silat politik, dengan latar belakang menjelang runtuhnya Orde Baru atau pemerintahan Presiden Soeharto
Puisi-puisinya di antaranya dimuat dalam buku :
- Sinar Sidiq, Antologi Puisi penyair 5 negara yang diterbitkan sempena Mahrajan Persuratan dan Kesenian Islam Nusantara 2012 di Membakut Sabah pada 8-11 Februari 2012,
- Kepada Sahabat (antologi puisi Malaysia, Brunei Darussalam, Indonesia, yang diterbitkan Dewan Bahasa dan Pustaka Cawangan, Sabah),
- Agonia, Antologi Puisi Penyair (Muda) Jember – Jogja, kerjasama Tikungan Indonesia (Jember) dan Indiebook Corner Jogyakarta (2012)
- Kitab Puisi Suara 5 Negara (prakata Korrie Layun Rampan, Tuas Media)
- Negeri Sembilan Matahari, Antologi puisi penyair Indonesia (Sastra Welang Pustaka, Bali 2013)
- Semangkuk Nasi dan Presiden, Antologi Puisi Penyair Indonesia(Sastra Welang Pustaka, Bali 2013)
- Memo Anti Kekerasan Terhadap Anak (MAKTA), Antologi Puisi penyair Indonesia (2016)
- Antologi Puisi Menolak Korupsi (PMK) 6 (2017)
- Itje Jela, Antologi Puisi pertemuan penyairan Tifa Nusantara di Marabahan Kalimantan Selatan.
- Arus Puisi Sungai, antologi Puisi bersama penyair Indonesia (Tuas Media, Banjarmasin 2016)
- Puisi Peduli Hutan, antologi Puisi Penyair Nusantara (Tuas Media 2016).
- Antologi puisi Klungkung: Tanah Tua Tanah Cinta (Bali,2016)
- Malam-malam Seribu Bulan, Antologi Sajak-sajak Ramadhan, bersama 36 Penyair Nusantara (Agustus 2016) ISBN-978-602-335-179-4.
- Dan lain-lain.
Buku Cerpen :
- Kalimantan Timur dalam Cerpen Indonesia (editor Korrie Layun Rampan, 2013)
- Antologi cerpen Jurnalis Kaltim, Para Lelaki (Sultan Pustaka, 2010) bersama wartawan Kaltim Kony Fahran (Darkuni), H Habolhasan Asyari, Mukhransyah dan Try Lestari.
- Antologi cerpen Semangkuk Nasi dan Presiden (Sastra Welang Pustaka, Bali 2013).
- Antologi Cerpen Kemerdekaan bersama penulis Indonesia yang terhimpun dalamForum Aktif Menulis (FAM) Indonesia (2016)
- dan beberapa cerpen lainnya yang terhimpun dalam buku antologi cerpenis Indonesia.
Buku Umum
Selain buku sastra, juga menulis buku buku sejarah, politik, pertanian dan lainnya, di antaranya
- Wajah Parlemen Samarinda (diterbitkan oleh DPRD Samarinda, 2006)
- Wajah Parlemen Daerah di Indonesia (Sultan Pustaka, 2015)
- Catatan Kecil Tentang Kerja Besar Achmad Amins membenahi Samarinda (Pemkot Samarinda, 2005
- Walikota Samarinda dari Masa ke Masa, Metro, 2001
- Melawan Banjir di Kota Air (Pemkot Samarinda) dan buku-buku lainnya.
- Gubernur Datang Bawa Uang Nggak (Pemprov Kaltim, 2001). Tulisan perjalanannya bersama jurnalis Kaltim lainnya mengikuti kunjungan Gubernur Kaltim Suwarna AF dijadikan judul buku
- Ensiklopedia Kepala daerah di Indonesia Jakarta: Sultan Pustaka, 2016.
- Dan buku lainnya.
Pernah juara di berbagai perlombaan menulis. Di antaranya :
- Juara pertama lomba menulis resensi buku memperingati Indonesia merdeka, yang diselenggarakan Perpustakaan Kalimantan Timur (1995)
- Juara Pertama lomba menulis cerpen daerah, yang diselenggarakan Dharma Wanita Kaltim (1996)
- Juara pertama lomba Karya Ilmiah yang diselenggarakan BKKBN Kabupaten Kutai (1995)
- Juara ke 2 lomba tulisan popular tentang lingkungan hidup, yang diselenggarakan VICO Balikpapan (1995),
- Juara ke 2 lomba menulis puisi lingkungan hidup yang diselenggarakan AMPI Kaltim (1996)
- Juara pertama lomba menulis puisi nasional bertema Ketuhanan tahun (2016) yang diadakan oleh organisasi santri dan beberapa perlombaan menulis lainnya.
Habolhasan Asyari
Lahir di Kota Bangun, Kutai Kartanegara, pada 1 Mei 1961. Menjadi pemenang 1 Lomba Menulis Kepahlawanan tahun 1975 tingkat SMP se-Kaltim, menjadikan dia percaya diri memiliki kemampuan menulis.
Saat itu dia tercatat sebagai siswa SMP Negeri 1Kota Bangun. Setelah duduk di kelas III SMA Negeri 1 Samarinda, dia mencoba mengembangkan kemampuan menulis.
Hal itu terus berkembang setelah ia bergabung dalam kelompok Teater Suluh Indonesia (1981). Melalui kelompok teater tersebut ia mulai belajar menulis naskah panggung, fragmen televisi, dan skenario sinetron.
Sampai sekarang tercatat tak kurang dari 60 naskah panggung yang telah ditulisnya. Diantara naskah panggung tersebut adalah ”Darah dan Darah” (1981) yang menjadi pemenang II Festival Pertunjukan Rakyat Regional III di Surabaya (1982). ”Putra Mahkota” (1984) menjadi pemenang III Festival Pertunjukan Rakyat Regional III di Banjarmasin (1985).
Naskah lain diantaranya adalah ”Godat”(1982), ”Bencana Pembawa Bunga” (1982), Gila lagi” (1983),”Monumen” (1985), Tunggultunggul” (1986), ”Perapah” (1998), ”Petaka Parang Maya” (2002), ”Wadag Leh” (2004).
Selain itu juga menulis beberapa fragmen tayangan TVRI Kaltim diantaranya ”Langkahlangkah” (1982), beberapa episode ”Anak Sepanjang Sungai” (1997), ”Riak-riak Mahakam (1998) sebanyak 12 episode, sinetron ”Boyon Dengsanak Etam” (2002) garapan Parfi Kukar, sinetron ”Merenda Nasib” garapan Parfi Kukar mengikuti Festival Film Independen SCTV (2003).
Pernah magang di Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) dan majalah ”Horison” (2002) untuk penulisan sastra atas biaya Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kaltim. Masa produktif menulis cerpen antara tahun 1983-1989.
Sebagian besar`dimuat di majalah ”Anita”, ”Melati”, ”Gadis” , di Harian Sinar Harapan dan sebagainya. Jumlah cerpen yang ditulis hampir 100 buah, namun sayang tak terdokumensikan dengan baik. Hingga sekarang hanya beberapa cerpen yang masih tersisa.
Sedangkan karya puisinya sebagian masuk dalam antologi penyair Kaltim ”Secuil Rembulan di Atas Mahakam” yang diterbitkan Dewan Kesenian daerah Kaltim.
Saat ini tercatat ayah 2 orang putri Indah Prasanti Putri dan Dhien Fitrianda Firdhausa dari pernikahannya dengan Titi Nurhayati ini, adalah salah seorang redaktur Harian Kaltim Post. Sebelumnya juga bekerja di beberapa media harian dan mingguan. Memiliki pengalaman menjadi penanggung jawab rubrik budaya dan sastra. Selain itu, di Dewan Kesenian Daerah Kalimantan Timur sejak 2005 menjadi Ketua Komite Sastra.
Mukhransyah
Dilahirkan di Samarinda tanggal 8 Februari 1973. Dia menulis puisi dan cerpen sejak masih duduk di SMA. Cerpen-cerpennya terbit di media massa lokal dan nasional.
Pernah mendapat penghargaan dari Teater Yupa Universitas Mulawarman sebagai penulis puisi terbaik tahun 1996 dan tahun 1997. Juga pernah menjadi Juara I Lomba Karya Tulis Populer BKKBN tahun 1996, Juara I Lomba Mengarang Dharma Wanita Kaltim 1996, Juara II Lomba Mengarang Hari Ibu Tahun 1997, Juara II Lomba Karya Tulis Ilmiah Hari Lingkungan Hidup Se-Dunia Wilayah Kaltim Tahun 1996, dan lomba menulis lainnya.
Selain menulis juga aktif melukis . Pernah mendapat penghargaan sebagai pelukis terbaik se-Kota Samarinda.
Kini bekerja di surat kabar harian Kaltim Post sebagai wakil redaktur pelaksana. Cerpen-cerpen dalam buku ini ditulis antara tahun 1994 hingga 1996, ketikamasih menjadi mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Samarinda.
Try Lestari Soemariyono
Tapi dia lebih suka mencantumkan Try lestari Soemariyono pada setiap karyanya dalam menulis, baik itu puisi, cerpen atau essai.
Memulai menulis sejak SD, namun publikasi pertama karyanya berupa cerpen ditampilkan dalam majalah dinding ketika ia duduk di bangku SMP. Kecintaannya pada dunia menulis membawa karya-karyanya muncul di majalah dan harian baik lokal maupun nasional.
Cerpennya yang berjudul Dalam lingkar kebimbangan dan keajaiban masuk dalam kumpulan cerpen Forum Lingkar Pena. Tulisannya yang berjudul Lemang Sang Penyelamat Hidup, meraih juara tiga dalam Lomba Penulisan Pemberdayaan Penduduk Miskin yang diselenggarakan Lembaga Pers Dr. Soetomo Jakarta.
Profilnya pernah muncul di majalah Pantau terbitan ibukota. Perempuan yang lahir tanggal 7 April ini rajin menulis naskah radio untuk sandiwara dan menulis naskah untuk feature udara, menyorot kehidupan sosial dan orang yang terpinggirkan.
Tahun 2006 lalu, ia mengikuti Confrence Women Playwrights Internasional di Jakarta.
Mantan wartawati Tabloid Koran Kita ini, meluncurkan kumpulan essai bersama rekan rekannya yang tergabung dalam FLP Samarinda, berupa TTM, in the name of friendship.Try lestari Soemariyono juga penyiar RRI Pro 2FM Samarinda.
Kony Fahran
Kony Fahran adalah nama samaran Darkuni. Tahun 1984 memulai karier wartawan di Harian Dinamika Berita Banjarmasin Kalimantan Selatan.
Tahun 1990 gabung di koran harian Kaltim Post (Group Jawa Pos ) sampai mengundurkan diri tahun 2004. Sempat dikontrak koran harian Samarinda Pos atas kerjasama Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara selama 2 tahun. Selanjutnya dikontrak Harian Metro Balikpapan satu tahun juga atas kerjasama Pemkab Kukar. Kony lalu menjadi pimpinan redaksi Majalah Garda, majalahnya DPRD Kukar. Sejak September 2009 lalu bergabung di sebuah majalah lokal, BM (Bongkar Magazine), majalah berita mingguan yang setiap terbitnya memuat sastra puisi berikut ulasannya.
Penerbit
sunting- Sultan Pustaka, 2010; ISBN: 979-362-225-388-5