Islam Abad Pertengahan/Sejarah/Hafsiyun
Pada awal tahun 1200-an M, dinasti Muwahidun terpecah menjadi dinasti Mariniyun, kerajaan Kristen, dan dinasti Hafsiyun. Wilayah Muwahidun di Afrika Utara bagian tengah (Tunisia, Libya barat, dan Aljazair timur modern) memisahkan diri pada tahun 1229 di bawah pimpinan Abu Zakariya. Negara baru ini disebut dinasti Hafsiyun.
Dinasti Hafsiyun, yang sudah kaya, menjadi semakin kaya karena banyak pengungsi Muslim dan Yahudi yang melarikan diri dari kaum Kristiani, yang telah menyerbu Spanyol. Para pengungsi ini kemudian tinggal di wilayah Hafsiyun, dan salah satu pengungsi ini adalah keluarga Ibnu Khaldun. Sambil mengungsi, mereka juga membawa banyak uang, pendidikan, dan energi, yang membuat mereka mampu membangun bangunan dan masjid baru di wilayah Hafsiyun, terutama di kota Tunis. Para pengungsi ini memberikan ciri khas Spanyol pada bangunan karya mereka seperti lengkungan sepatu kuda dan ubin Spanyol Abad Pertengahan.
Sepanjang tahun 1200-an M, dinasti Hafsiyun memiliki kekuasaan yang kuat. Mereka tidak kesulitan ketika pada tahun 1270 M harus menghadapi pasukan Kristen Eropa dalam Perang Salib Kedelapan, ketika itu raja Louis IX dari Prancis menyerbu Tunis.
Akan tetapi, pada tahun 1300-an M Hafsiyun mulai melemah. Banyak penduduknya yang meninggal akibat wabah penyakit yang disebut Maut Hitam. Antara tahun 1347 dan 1357 M, dinasti Hafsiyun bisa dibilang dikuasai oleh dinasti Mariniyun, namun berkat bantuan orang Berber, pasukan Hafsiyun berhasil menghalau pasukan Mariniyun dan merebut kembali wilayah kekuasaan mereka.
Hafsiyun lalu mulai menyerang kapal-kapal Eropa di Laut Tengah untuk memperoleh harta. Ini membuat kota-kota di Italia dan Spanyol marah, dan pada tahun 1400-an M pasukan Venesia dan Aragon kadangkala menyerang Hafsiyun, meskipun mereka tak pernah menghancurkannya. Pada masa ini Hafsiyun juga melakukan perdagangan melalui gurun Sahara, di selatan dengan orang-orang Afrika Barat, dan di timur dengan orang Mamluk yang menguasai Mesir.
Pada tahun 1500-an M Hafsiyun tak lagi mampu menguasai wilayahnya. Mereka praktis hanya berkuasa atas Tunis, dan sisa wilayahnya sudah memiliki pemerintahan-pemerintahan tersendiri yang merdeka. Bahkan Tunis kadangkala dikuasai oleh raja Spanyol. Akhirnya pada tahun 1574 Kesultanan Utsmaniyah menaklukan Tunis dan mengakhiri dinasti Hafsiyun.