Islam Abad Pertengahan/Sejarah/Utsmaniyah
Kesultanan Utsmaniyah bangkit dari sisa-sisa dinasti Seljuk di Anatolia (Turki). Bermula pada tahun 1299-a M, salah satu tokoh Seljuk bernama Utsman mulai memperluas kekuasaannya.
Melemahnya Kekaisaran Bizantium seusai Perang Salib Keempat dan runtuhnya Kekaisaran Mongol selama bencana Maut Hitam pada tahun 1347-an M membuat para sultan Utsmaniyah berani menyebrang Eropa pada tahun 1352 M dan menaklukan Yunani dan Balkan. Pada tahun 1361 M, sultan Murad menaklukan Adrianopel, dan pada tahun 1386 M sultan Bayezid I merebut Sofia (Bulgaria modern).
Meskipun memperoleh banyak daerah di Eropa, wilayah kekuasaan Utsmaniyah di Asia justru diserang pada tahun 1400 M oleh orang Mongol, yang berusaha membangkitkan kembali kekaisaran mereka di bawah pemimpin baru mereka, Tamerlane. Banyak wilayah Utsmaniyah di Asia Barat yang hilang akibat serangan Tamerlane. Bayezid ditangkap dan meninggal disebuah benteng.
Karena mengalami banyak kekalahan di Asia, Utsmaniyah memutuskan untuk lebih berfokus di Eropa. Mereka banyak bertempur melawan Venesia demi kendali atas jalur perdagangan di Laut Tengah timur. Pada tahun 1453 M, sultan Mehmed II dan pasukan khususnya yang disebut Yanisari bahkan berhasil menaklukan Konstantinopel (Istanbul modern) dan meruntuhkan Kekaisaran Bizantium. Ini sekaligus mengakhiri sisa-sisa terakhir dari Kekaisaran Romawi.
Pada tahun 1492 M, raja Ferdinand dan ratu Isabella membentuk pasukan dan menyerang Spanyol. Banyak pengungsi Yahudi yang memilih untuk ikut pindah ke Kesultanan Ustmaniyah, yang menerima mereka dan membiarkan mereka melaksanakan agama mereka.
Pada tahun 1517 M, Utsmaniyah mengalahkan Mamluk dan merebut Mesir. Setelah itu secara bertahap mereka meluaskan kekuasaan mereka di Afrika Utara dengan menaklukan dinasti Hafsiyun.