Katalog Ragam Alat Permainan Tradisional pada Khazanah Manuskrip Jawa/AA09-Tidhuran

Permainan tidhuran adalah permain ke-22 pada Jongensspelen. Mirip dengan mriyeman, permainan Tidhuran adalah permainan yang dilakukan untuk memeriahkan bulan Ramadhan yang dirayakan umat Islam. Permainan tidhuran merupakan permainan yang menghasilkan bunyi yang nyaring, hal tersebut bertujuan untuk memeriahkan 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Tidhuran memiliki kata dasar Tidhur yang dapat diartikan dengan kegiatan menghasilkan suara seperti bedug masjid sampai sahur, sedangkan tidhuran adalah alat untuk melakukan kegiatan tersebut.[1] Tidhuran dapat dimainkan oleh anak di atas 7 tahun. Tidhuran tidak memiliki keterangan untuk jumlah orang yang dapat memainkan permainan ini tetapi ilustrasi JS menunjukan bahwa permainan tidhuran setidaknya dimainkan oleh 3 orang dan jika bisa lebih banyak maka lebih baik. Bahan baku dan cara pembuatan permainan tidhuran tidak cukup jelas, pemaparan di bawah merupakan hasil inteprasi yang didapatkan setelah membaca Jongensspelen dengan cermat.

Anak-anak bermain tidhuran

Jejak masa kini sunting

Tidak ditemukan catatan ataupun pemberitaan bahwa permainan tidhuran tetap dimainkan sampai saat ini. Permainan ini dapat dikatakan tidak cukup dikenal karena minimnya informasi yang dapat menjelaskan.

Bahan baku: sunting

  • Tanah
  • Tali dari rotan
  • 3 pasak
  • Papan
  • Pecahan gerabah
  • Bilah bambu

Cara membuat sunting

  1. Buatlah lubang di tanah dengan kedalaman 1 meter dan lebar satu papan berbentuk lingkaran dari rotan.
  2. Ikat rotan dengan dua pasak di kanan dan kiri.
  3. Papan diberikan alas dari pecahan gerabah.
  4. gunakan bambu untuk menopang papan dari dalam.

Cara bermain sunting

  1. Tabuh papan yang telah dibuat untuk menghasilkan suara yang mirip dengan bedug.

Referensi sunting

  1. Poerwadarminta. (1939). Bausastra Jawa. Batavia: J. B. Wolters' Uitgevers-Maatschappij N. V. Groningen.