Parallel world 2013/bab 10
Bab 10 leopard G2
aku keluar dan jendral ratulangi menghampiri ku, dan berkata pada ku :
“lud dengar, semua orang – orang di markas sudah mati, tinggal kalian berempat yang hidup.”
“jendral, apakah ada baju besi lain”
“iya, nanti akan di kirimkan baju tempur baru”
Aku melihat seorang asistennya seorang wanita yang cantik, dan kulihat papan namanya, namanya adalah claudia maramis.
“melihat keadaan mu sekarang sangat tidak mungkin kau bisa bertarung”
“ku sarankan kau istirahat”
“baik jendral”
Aku masuk ke kamar, jendral ikut di belakangku bersama sekretarisnya yang cantik itu. Dan aku bertanya padanya :
“jendral bagaimana yang lainnya, apa ada yang selamat ?”
“iya, jackson wiliam & erik julio”
“mereka dalam keadaan kritis”
Ternyata mereka berdua saat ini masih tidak sadarkan diri saat ini, dan untunglah para warga berada ditempat yang aman.
Beberapa bagian luka ku sembuh, begitu pula dengan steve, max, dan yohanes. Cuma kami berempat yang selamat dan pulih, dan jendral berkata pada kami berempat :
“baju tempur kalian sudah tidak bisa di pakai lagi tetapi kami punya gantinya”
“namanya leopard G2, generasi baru kami”
“kami memodifikasi melalui pertarungan kalian dari awal sampai saat ini.”
“pak ijinkan kami melihat barang itu.”
Dia melenggengkan kepalanya dari atas kebawah dengan senyuman.
Kami berempat di pandu oleh si claudia maramis melihat baju itu, setelah melihatnya, kami pun tersenyum.
Dan jendral bilang pada kami :
“mulai besok kalian bertugas”
Keesokan harinya kami pun bertugas, berlari menuju wilayah konflik. Kami pun menembak para musuh, yang terus membabi buta. Senjata G2 dipercanggih dengan misil kecil yang dipasang pada tubuh kami. Kami pun menembak mereka dengan senjata tersebut.
Di depan ku terlihat baju tempur asing, bajunya dilengkapi dengan senapan mesin laras pendek, dia menembak kami dengan kuat, kami berempat menghindar karenanya.
Setelah selesai menembak kami, dia perkenalkan dirinya pada kami :
“perkenalkan nama ku azazel”
“perhatikan ini”
Dia memperlihatkan kami sebuah pedang yang berbentuk jarum, dan dia menggunakan alat penghenti waktu, dalam waktu 10 detik dia membunuh orang di belakang ku dengan senjata tersebut.
Aku mendengar suara headset yang berada di helm ku. Dia mengatakan click menunya, ku lihat di menu ada banyak plihannya, dan ku aktifkan accel speed.
“Meskipun cuma 10 detik aku bisa mengalahkannya.”
Pertarungan kecepatan antara aku dan azazel di mulaim pertarungan begitu cepat sehingga sulit bergerak. Aku mendapatkan tangannya yang memegang pedangnya, dan ku patahkan pedangnya. Ku ambil pisauku dan ku tusuk di leher dengan cepat, lanjut drengan ku tusuk berkali – kali di kepalanya. Ku aktifkan di menu pistol , ku tembak bagian batereinya, dia pun meledak.
“ayo cepat kita pergi”
Para tentara pun datang, dengan jumlah yang banyak dan menembak mereka tanpa ampun. Hampir setengah wilayah mereka kuasai, tetapi kami balas terus sampai mendekat ke pantai.
Setelah berada di pantai, dibelakangku muncul robot raksasa yang ukuranya seperti film transformers yang berada di dunia ku. Mereka menembak dengan misil dan senapan mesin, mereka juga tidak mau kalah, mereka keluarkan semua senjata terbaknya, dan menara mereka menembak kami.
“max, lud, steve, aktifkan accel speed.”
“aktifkan misil, tembak.”
Menara pengawas pun hancur, kai tembak sampai kapal pun hancur. Para robot – robot besar itu, menembak kapal yang belum berlabuh dengan misil, suara ledakan pun terjadi semua kapal musuh hancur. Tersisa pesawat musuh.
Pesawat musuh menembak robot besar kami, dan para robot besar kami pun hancur tak tersisa. Kulihat di menu ternyata ada jet pack, kami meluncur, saat meluncur kami mengaktifkan gigant, gigant senjata yang mirip bazoka tetapi isinya rudal, senjatanya terbang menghampiri kami.
Kami terbang dan menembaknya. Dan sekali tembak beberapa pesawat hancur, kami terus lakukan ini banyak pesawat yang hancur. Dan satu yang melarikan diri.
Aku pun terbang menghampirinya, kemudian ku aktifkan shotgun, shotgun itu terbang dan menghampiri ku. Aku tembak pilotnya, pesawatnya jatuh dan meledak di air.
Dan kami pun terbang kembali ke pantai dengan hati yang gembira. Kemudian kami turun, kami berempat disambut baik oleh para tentara.