Parallel world 2013/bab 3
Pembasmian Jepang
Semenjak Indonesia bebas dari para kaum Fasisme, negara–negara lain pun mulai melakukan pemberontakan. Aku, Ludwig. Cerita dimulai saat melaksanakan operasi pembebasan Filipina dari Jepang dengan 5 anggotaku membantu para pejuang Filipina.
Kabar yang kudengar dari radio bahwa Malaysya, Brunei, Vietnam, Burma, Myanmar, Laos, dan Thailand. Mereka bebas dari tentara Jepang dan NAZI.
Misi Filipina. Dimulai dari pesawat Bomber yang tujuannya adalah menyerang pangkalan udara Jepang, namun para pesawat pengebom gagal dan jatuh karena mereka punya rudal yang disebut misil pencari panas pada sebuah base misil.
Misiku bersama temanku ini adalah menghancurkan misil itu. Aku memberi mereka nama sandi:
“Karna, Arjuna, Bima, Singgo, dan Rat”
“Misi kalian hari ini adalah menghancurkan misil ini”(menunjuk gambar)
“Dengan melakukan bentuk peledakan pada waktu malam hari”
Waktu malam hari tiba, kami melakukan penerjunan di pulau sebelah, kemudian disusul dengan naik sekoci untuk sampai kepulau itu. Setelah sampai kami membagi tim.
“Karna, kau ledakan garasi pesawat”
“Ya, Pak”
“Arjuna, kau ruang pembuatan pesawat”
“Ya, Pak”
“Bima ke ruang amunisi”
“Ya, Pak”
“Kalian berdua Singgo dan Rat tangani bagian misil”
“Ya, Pak”
“Sementara aku keruang komando mereka”
“Bergerak”
Kami pun memasangnya, waktu yang ditempuh oleh kami selama 10 menit, kami membunuh mereka tanpa ampun, setelah itu ledakan tempat tersebut.
10 menit telah berlalu, kami keluar dari pulau itu, dan bom yang kami pasang pun meledak dan pesawat Bomber menuju tanda ledakan itu. Dan meledakan pangkalan itu tanpa sisa. Kekuatan terakhir Jepang di Asia Tenggara pun lenyap, Komandan Kapten Keisuke Maeda tewas bunuh diri karena kalah.
Kami tiba di pulau sebelah, kelima anggotaku turun dari sekoci dan tiba-tiba terdengar suara tembakan:
"Dor!, Dor!, Dor!, Dor!, Dor!"
Kelima anggota ku pun tewas dan kulihat dibalik pepohonan itu dia Kolonwl Lewandownski anggota pengintai NAZI yang memakai Eksoskeleton.
“Keparat kau”(sambil menembakan senjata api).
Aku berlari cepat dan memukul 6 anggotanya sampai mereka tewas.
Dan sampai pada pertarungan antara dia dan aku, satu lawan satu, pertarungan hidup dan mati.
Aku memukul wajahnya dengan kedua tanganku, dia membalasnya dengan memukul daguku, aku menendang lututnya dan kupukul kepalanya hingga helmnya rusak, dan kupukul terus kepalanya hingga tak berdaya, kuambil pisau ku
“ini untuk anggotaku yang kuanggap sebagai teman baikku”(kutusuk ke dahi Lewandownski)
Dan aku pingsan setelah Lewandownski kutusuk, saat aku terbangun, aku berada di pangkalan angkatan Korea.
Kemudian aku mendengar kabar bahwa kaisar Jepang menyerah dan akhirnya Asia terbebas dari Jepang.
Setelah itu aku berangkat ke Mesir dan melakukan pembantaian, bersama pilot pesawat, penerjun Korea menuju Mesir
Setelah sampai di Mesir aku melihat truk itu dari atas dan bermaksud menghancurkannya.