Parallel world 2013/bab 9
invasi
3 bulan pun berlalu. Aku sekarang ini memakai baju tempur leopard G1X, penyempurnaan dari generasi sebelumnya. Hari ini seperti biasa aku dan tim ku menangani sebuah kasus perampokan bank sekaligus pembebasan para sandera.
Timku masuk dari atas gedung dengan helikopter, kami pun turun di tangga dari gedung itu, kami keluar dari tangga darurat lantai satu. Para anggota ku menembak mereka,mereka pun membalasnya.
“tim usahakan jangan menembak para warga sipil kecuali para perampok.”(kata komandan kami yang memakai leopard G1)”
Suara tembakan tak pernah berhenti, dan para perampok terus menembak, meskipun mereka tidak menyerah, mereka terus menerus menembak,dan mereka pun mati.
Malam hari pun tiba, aku dan max pulang ke rumah, aku mandi air hangat, setelah mandi aku pakai baju tidur dan tidur.
Keesokan harinya, jam 8 pagi aku mencuci muka, menggosok gigi dan menuju ke kantor polisi tempat kerja ku saat ini,saat mau menuju kesana tiba – tiba ada ratusan pesawat datang, aku pun melihatnya.
“apa itu ?”
Pesawat itu menjatuhkan sesuatu seperti misil dan menembaak gedung itu, terjadilah sebuah ledakan, korban pun berjatuhan.
“apa yang terjadi?”
“aku tidak tahu lud”
“ayo kita lari ke kantor polisi.”
Kami tiba di kantor polisi, komandan gilbert mengatakan “kita sedang diserang saat ini”
“team lakukan evakuasi”
“iya pak”
Saat terjadi invasi kami melakukan operasi penyelamatan. Saat evakusi sedang berjalan aku dan max dengan berbaju talos pergi ke pantai, dan tiba – tiba banyak kapal yang berdatangan, kapal itu mengeluarkan tank dan para pasukan musuh yang berpakaian sama dengan kami.
“siapa mereka?”
“aku tidak tahu”
Saat mereka menguasai pantai tentara dari pihak kami pun datang menembak mereka. Aku hubungi markas polisi lewat radio :
“pusat komando, apa yang terjadi”
“kita sedang diserang oleh para tentara kerajaan magog.”
“siapa saja yang masih hidup, mohon kembali ke markas, markas sedang diserag”
“ayo max kita kembali”
Saat kami kembali ke markas kepolisian, tiba – tiba markas dalam keadaan diserang, aku dan max berlari untuk memastikan ada yang masih hidup. Berutung ada yang masih hidup. Aku menghampirinya sedangkan max mengawasi area sekitar.
Saat aku melihat dia, aku pun kaget ternyata yang memakai baju tempur leopard G1 adalah yohanes yang berasal dari dunia ku. Dia pun bangun dan mengambil helm itu dan memakainya. Dia bilang pada kami :
“markas sudah dihancurkan, kita keluar dari sini” Saat mau keluar steve pun datang, dia bilang pada kami :
“apa ada yang selamat?”
Aku pun merenung dengan sedih dan dia pun kaget
“tdak.tidak.tidak”
“aku rasa saat ini para warga sudah di evakuasi”
“ayo kiita pergi dari tempat ini” kata yohanes
Kami menemukan sekian warga, dan para tentara maju berperang, suara ledakan terjadi dimana – mana baik di udara maupun di darat.
Tinggal kami berempat yang selamat. Yohanes berbicara pada jendral ratulangi :
“pak ijinkan kami ikut bertempur”
“baiklah” “pergilah”
Sang jendral mengizinkan kami untuk bertempur, kami mendapat senjata buatan tentara, senjata yang belum pernah kulihat berupa senapan.
Kami menuju ke area pantai. Kami berlari dan para pasukan magog mengepung kami, kami berpencar dan menembak mereka, aku menembak mereka dengan tepat sasaran. Mereka pun mati kami terus berlari sambilo menembak musuh yang terus berdatangan.
Saat kami berlari tiba – tiba ada seorang dari pasukan magog, dia menyebut namanya :
“aku adsalah taufan kazim, seorang tentara bayaran magog”
“misiku adalah membunuh para tentara manado.”
Kami menembak dia, tetapi dia mempunyai teknologi yang sejenis alat yang membuat dia lari cepat. Dia memukul satu persatu dan kami tidak bisa melawannya.
Steve berdiri diam, dan tiba – tiba dia menendang keatas dengan berputar,si taufan pun jatuh. Dia mengatakan kepada kami :
“pergilah kalia biar ku tangani”
“baiklah steve”
Yohanes pun mengatakan pada kami berdua :
“ayo pergi dari sini”
Kami pun berlari jauh dan tiba – tiba musuh pun datang, kami terus menembak mereka.
Kami pun di halangi oleh musuh lagi sepertinya dia tentara bayaran.
“perkenalkan namaku lockness, itu cuma nama sandi ku”
Aku menembaknya, namun gagal. Max maju dan menembaknya. Ternyata tubuhnya seperti perisai.
“Baju besinya terbuat dari logam khusus yang tidak bisa di hancurkan dengan senjata apapun”
Aku pun kaget mendengarnya ‘bagaimana ini, aku tidak bisa menyerangnya, berbeda dengan dunia NAZI ini.’ Serangan aku gagal memukulnya dengan bagian senapan, dilanjutkan dengan menendang pahanya juga gagal, malahan aku diserangnya dan terbentur tembok.
“lud, yohanes”
“aku mohon kalian pergilah, biar aku yang tangani si lockness”
“max”
“maaf lud, semoga kau masih bisa hidup”
“pergilah”
Max berkelahi dengannya, sementara aku dan yohanes lari. Aku menegok kebelakang, dengan senjata berupa bazoka yang diisi dengan rudal, beru tung max bisa menghindar. Dia menembak pada kami juga dengan senjata itu.
Untungnya max menembak rudal yang mengarah pada kami dan hancur. Kami terus berlari, dan area pantai pun semakin terlihat, dan 6 tentara di depan berusaha bertahan, sementara yang lainnya hancur dibunuh oleh 2 orang berbaju besi khusus.
Kami berdua menembak temannya terlebih dahulu, para tentara magog yang ada disini kami bunuh dan tinggal mereka berdua, aku bilang pada 6 orang tentara itu :
“kalian pergilah kesana, nanti kami menyusul setelah mereka berdua mati.”
“nama julukanku behemoth dan bersamaku leviatan.”
Aku melihat baju tempur mereka, di kanan ku bermotif kuda nil, ukurannya besar, bahkan misil pun misil pun tidak bisa menghancurkan baju besinya, dan senjata yang dia pikul senapan mesin dan bazoka dan di kiri ku si leviatan baju tempurnya bermotif buaya, dia mempunyai 2 alaat penyembur api.
“pantas saja susah di tembus pertahanan mereka”
“yohanes sepertinnya kita kalah senjata”
“benar sekali”
“mau tidak mau kita haru melawan mereka”
Leviatan menyemburkan apinya, dan behemoth menembak dengan senapan mesinnya. Kami pun menghindar dari serangan mereka, aku membalas serangan behemoth sementara yohanes memukul kepalanya dengan senapan, sayangnya senjata yohanes hancur. Aku memukulnya dengan tanganku sendiri, tubuh behemoth itu terlempar.
Setelah itu leviatan membalasnya dengan semburannya, yohanes memberikan sudulannya, dan sundulan itu berhasil menjatuhkannya. Behemoth menyundul kami berdua, kami berdua terlempar dan tembok itu pun runtuh.
“kuat sekali serangan mereka, ada ide lud”
“ada yohanes, biar aku sendiri yang tangani si behemoth”
Aku berteriak kencang, mereka pun ketakutan. Aku memukul behemoth sampai pelindungnya hancur. Tiba – tiba pelindungnya retak, leviatan membalas serangan ku pada behemoth dengan api sampai logam yang menepel di tubuhku menjadi besi yang meleleh.
Beruntung yohanes menyundulnya, dan si leviatan membalasnya dengan memukulnya. Pelindung behemoth itu tiba – tiba hancur, beruntung pisau adalah senjata terakhir ku, ku tusuk di bagian lambungnya, ku teruskan disisi kiri lehernya. Dia pun bertekuk lutut, ku pukul helmnya sampai hancur.
“ini semua untuk orang yang kau bunuh”
Tangan ku memegang pisau, dan kutusuk di otaknya, dan kuteruskan sampai di leher. Behemoth pun mati, tinggal leviatan.
Leviatan memukul si yohanes sampai helmnya rusak, yohanes pun melepaskan helm itu. Leviatan pun menyerangnya dengan semburan api, yohanes mendekatnya, dan membelah tangannya, dia terus pukul helmnya leviatan, aku yang hampir terlemas tidak berdaya maju dan menusuk tulang lehernya, dan memukul tulang lehernya. Kemudian yohanes memutar kepalanya sampai akhirnya dia pun mati.
Kami berdua pun pingsan, dan aku pun sadar dan melihat kalau kami berada di rumah sakit, aku melihat max dan steve terluka.
Aku melihat tubuhku memiliki luka bakar. Aku berjalan menatap jendela, ternyata sudah seperempat kota di kepungnya.